Tekan Angka Stunting, Intervensi Gizi Gencar Dilakukan saat Menginjak Bultim

MALANGVOICE – Prevalensi kasus stunting di Kota Batu menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun. Pada 2018 lalu mencapai 28,33 berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (riskesdas).

Kemudian di tahun 2019 turun menjadi 25,4 persen berdasarkan data bulan timbang (bultim).

Selanjutnya pada 2020, kasus stunting dapat ditekan pada kisaran 14,83 persen. Namun di tahun 2021, angkanya menunjukkan peningkatan menjadi 15 persen. Hasil itu didapat dari data survei status gizi Indonesia (SSGI). Angka kasus stunting dapat ditekan menjadi 14,6 persen pada 2022. Hasil itu didapat dari bultim yang dilakukan Februari 2022.

Kepala Dinkes Kota Batu, Kartika Trisulandari mengatakan intervensi gizi dalam rangka menekan kasus gizi buruk. Salah satunya pemberian asupan makanan bernutrisi kepada balita. Upaya itu semakin gencar dilakukan saat menginjak bulan timbang pada Februari dan Agustus.

Baca juga:
Bupati Malang Ubah Kantor PWI Pusat Jadi Pasar

Sekber Koalisi KIR Bakal Didirikan di Malang Raya Menangkan Prabowo-Muhaimin

Pemkot Batu Targetkan Penurunan Kasus Stunting 20 Persen di Tahun 2022

Ini Faktor yang Berpengaruh Signifikan Terhadap Kasus Stunting di Batu

“Saat bulan timbang dilakukan pemantauan tumbuh kembang anak di tiap-tiap posyandu. Balita juga mendapatkan imunisasi dan vitamin A. Disertai pula program edukasi gizi ‘Isi Piringku’,” ujar Kartika.

Hasil penimbangan dan pengukuran tersebut mencerminkan status gizi balita yang merupakan tolak ukur status gizi masyarakat. Sehingga orang tua yang memiliki balita harus memiliki kesadaran untuk mengunjungi posyandu setiap bulan.

“Kampanye program “Isi Piringku” menyasar masyarakat khususnya ibu-ibu, agar sadar akan pentingnya konsumsi gizi yang seimbang. Memilih menu buah dan sayur yang harus selalu ada setiap makan,” ungkap dia.

Baca juga:
Upaya Pemkot Kota Batu Tangani Stunting, Gunakan Dana CSR

Obat Program Gizi di Kota Batu Senilai Ratusan Juta Mangkrak, Begini Alasan Dinkes

Nilai Obat Kedaluwarsa Dinkes Kota Batu Bengkak Hingga Rp500 Juta

Kampanye “Isi Piringku” juga menekankan untuk membatasi gula, garam, dan lemak dalam konsumsi sehari-hari. Dalam perkembangan ilmu gizi yang baru, pedoman “4 Sehat 5 Sempurna” berubah menjadi pedoman gizi seimbang yang terdiri dari 10 pesan tentang menjaga gizi.

Dari 10 pesan tersebut, dikelompokkan lagi menjadi empat pesan pokok yakni pola makan gizi seimbang, minum air putih yang cukup, aktivitas fisik minimal 30 menit per hari, dan mengukur tinggi dan berat badan yang sesuai untuk mengetahui kondisi tubuh.

Selain diagram “Isi Piringku” yang telah disebutkan, kampanye tersebut juga menekankan empat hal penting lainnya yaitu cuci tangan sebelum makan, aktivitas fisik yang cukup, minum air putih cukup, dan memantau tinggi badan dan berat badan.

Intervensi gizi spesifik dilakukan dengan memberikan nutrisi tambahan untuk ibu dan bayi, mulai dari susu, vitamin dan buah-buahan. Intervensi gizi intensif diberikan melalui edukasi pola makan menu gizi seimbang.

“Kita harapkan semua pihak bisa bergerak, supaya bisa memastikan bahwa perubahan pola makan pada anak ini atau anak-anak stunting lainnya bisa dilakukan, sehingga bisa mengejar kekurangan pertumbuhan,” imbuh Kartika.(der)

Berita Terkini

Arikel Terkait