Kemacetan di Malang Memprihatinkan

Oleh: Syafirurrizal El Muharram *)

Kemacetan semakin parah di Kota dan Kabupaten Malang. Malang telah kehilangan identitasnya sebagai kota yang dingin ketika dikunjungi, kenapa? karena banyaknya volume kendaraan yang semakin bertambah tiap tahunnya, akhirnya menyebabkan polusi yang tidak karuan.

Lihatlah data sejak 2010 hingga saat ini, volume kendaraan telah berkembang sebanyak 30%. Penyebabnya antara lain:
1. Banyaknya Mahasiswa/Mahasiswi Luar Malang yang berkuliah di Malang dengan membawa kendaraan.
2. Semakin banyaknya orang dari kota-kota sekitar Malang yang bekerja ke Malang, dan pasti membawa kendaraan juga.
3. Showroom motor yang selalu menambah unit kendaraan baru, karena pasti laku.
4. Ketidaktegasan Walikota Malang yang baru untuk membenahi Malang yang sudah darurat.

Lalu solusinya apa? Saya memiliki jabaran pribadi yang siapa tahu bisa dijadikan referensi sekaligus solusi setidaknya untuk Kota Malang, yaitu:

1. Transportasi umum harus diperbanyak dan dibenahi. Seperti Trem, Angkot, Bus Kota, Becak, dll, itu harus segera dibenahi. Pelayanan Angkot yang jelek saat ini, itu juga harus segera dibenahi, sehingga orang yang hendak menggunakan transportasi umum, akan merasa nyaman dan senang.

2. Pemerintah Kota Malang harus mengurangi besar-besaran pada kendaraan bermotor yang digunakan mahasiswa luar Kota Malang dengan cara melarang mereka membawa kendaraan pribadi mereka, dan melrang mereka membeli motor di Malang.

3. Walikota Malang harus berani menghentikan laju perkembangan kendaraan di Malang. Harus tegas mengurangi jumlah unit kendaraan yang dijual di showroom, harus tegas dan berani turun ketika ada masalah yang dihadapi warganya.

4. Setidaknya, Walikota Malang harus berani mereduksi jumlah kendaraan dari Mahasiswa luar kota Malang dan para pekerja-pekerja dari luar Kota Malang. Kan Pemkot punya Otoda, buat apa Otoda kalau tidak digunakan untuk membenahi daerahnya sendiri?

Lalu bagaimana dengan hasilnya?
dari ke-4 solusi tadi, akan menghasilkan efek yang berkesinambungan. Jika Pemkot berani mengurangi volume kendaraan bermotor dan juga jumlah unit yang disediakan di showroom, maka pengembangan transportasi yang nyaman dan ramah pun akan tercapai.

Ayo kita menggunakan logika sederhana, jika volume kendaraan di Kota Malang sudah berkurang sebanyak 50%, maka transportasi umum bisa bekerja maksimal, sekaligus nyaman dan ramah. Ketika pengurangan besar-besaran pada volume kendaraan bermotor ini berhasil, maka polusi udara akan berkurang, sehingga tidak mengganggu pernapasan, tidak mengganggu keberlangsungan pohon-pohon yang rindang, dan mampu mengembalikan kesejukan dan dinginnya Kota Malang.

Otoda yang dimiliki Pemkot, itu juga harus dimaksimalkan, untuk mengurangi jumlah ruko-ruko dan mall yang ada di Malang. Karena, rata-rata ruko dibangun pada tempat yang awalnya adalah lahan hijau.

Wah, dari dulu bicarain tentang macet dan transportasi umum melulu?
Ayas akan jawab, ayas tidak akan bosan untuk terus membahas hal ini agar Pemerintah Kota Malang sadar.

*)Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang