MALANGVOICE– Ribuan pelajar tingkat menengah atas mengikuti senam bersama yang digelar di halaman Balai Kota Among Tani, Jum’at (1/12). Kegiatan itu digagas Dinkes Kota Batu dalam memperingati Hari Aids Sedunia. ‘Bergerak Bersama Komunitas, Akhiri AIDS 2030’ menjadi tema yang diusung pada penyelenggaraan event tersebut.
Aksi teatrikal juga dimainkan Duta Generasi Bencana (Genre) Kota Batu berkolaborasi dengan Forum Anak Maha Satu. Melalui aksi teatrikal itu, mereka mengkampanyekan bahaya penyalahgunaan narkoba serta upaya pencegahan penularan HIV/AIDS.
Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai mengatakan, senam bersama pelajar SMA/SMK se Kota Batu diharapkan bisa mencetak generasi muda kian produktif dan kreatif. Hal itu sangat penting dalam menghadapi perkembangan zaman begitu cepat dan dinamisnya perubahan di era digital. Sehingga mereka nantinya tak tergelincir pada aktivitas negatif yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.
“Sebagai Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, tentunya saya juga berkomitmen untuk mendukung kegiatan ini untuk menjadikan generasi Kota Wisata Batu yang lebih sehat, unggul dan berprestasi. Tentunya dengan olahraga kita jauh akan lebih produktif dan kreatif, ayo remaja KWB Pasti Bisa,” seru Aries.
Baca juga:
Polisi Temukan Pelaku Pembunuhan Pengamen di Gadang
Jabatan Delapan Kepala OPD Pemkot Batu Digeser
Asandra Salsabila Paparkan Program Sejahterakan UMKM dan Transparansi Publik
Tidak Hadirkan Saksi Ahli Langsung, Sidang Wahyu Kenzo Ditunda
Pengusaha Muda Rino Lande Didapuk sebagai Pembina IKSPI Malang Raya
Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Penanganan Bencana Dinkes Kota Batu, dr Susana Indahwati Susan menyebutkan, sepanjang 2023, Dinkes Kota Batu telah melakukan tes skrining HIV kepada 5.315 orang. Hasilnya, sebanyak 67 orang dinyatakan positif, satu diantaranya merupakan ibu hamil. Sementara sebanyak 158 orang dengan HIV (ODHIV) dalam pengobatan.
“Secara keseluruhan sepanjang 2023, total 324 ODHIV dalam wilayah Kota Batu,” ujar Susan.
Baca juga:
Keberhasilan ER Membangun Kota Batu Tak Perlu Disangsikan
Bantu Petani, Hasanudin Wahid Salurkan Bantuan Alsintan
6 Keunggulan TV TCL untuk Melengkapi Hiburan Anda di Rumah
Ia menguraikan, ada berbagai faktor resiko penularan HIV. Mulai hubungan seksual tidak aman, berbagi jarum suntik, transfusi darah yang tidak aman, transmisi dari ibu ke anak, tindakan medis yang tidak aman hingga kurangnya pengetahuan tentang HIV. Upaya pencegahan pun harus dilakukan holistik melibatkan berbagai pihak guna memutus penularan virus.
Strategi lainnya yakni menyebarluaskan pesan tentang pentingnya meningkatkan kualitas hidup ODHIV. Serta mengurangi stigma dan diskriminasi kepada pengidap guna mewujudkan penanggulangan dengan menempuh jalur cepat 95-95-95 menuju ending AIDS 2023.
“Penguatan kemitraan strategis multi pihak berkontribusi dalam upaya pengendalian HIV AIDS,” imbuh dia.
Baca juga:
Tren Ibu Rumah Tangga di Kota Batu Idap HIV Meningkat
Masyarakat Peduli HIV/AIDS Desak Pemkot Malang Realisaaikan Perdanya
Waduh, Penderita HIV/AIDS Kota Batu Didominasi Usia Produktif
2015, BNN Tangani 5 Pecandu Heroin Pengidap HIV/AIDS
Susan menjabarkan, Dinkes Kota Batu menyusun lima program penanggulangan dan pengendalian HIV di Kota Batu. Meliputi upaya promotif untuk memberikan edukasi, mengurangi stigma dan diskriminasi, melalui penyuluhan di sekolah, masyarakat, dan di layanan kesehatan. Meningkatkan arus informasi HIV secara digital melalui sosmed dan pemberitaan di media massa. Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui acara-acara terkait HIV seperti Gebyar Hari AIDS Sedunia.
Kedua, upaya preventif melalui pengadaan kondom, reagen pemeriksaan HIV, penstandaran SOP penggunaan peralatan medis invasif yang steril untuk layanan kesehatan. Ketiga, upaya Kuratif dengan memperbanyak layanan pengobatan HIV di Kota Batu. Layanan pengobatan tersedia di seluruh puskemas. Antara lain Puskesmas Batu, Puskesmas Sisir, Puskesmas Bumiaji, Puskesmas Beji dan Puskemas Junrejo.
“Semua puskesmas sudah memiliki layanan pengobatan HIV komprehensif. Termasuk di empat rumah sakit, yakni RSU Karsa Husada Batu, RS Bhayangkara Hasta Brata Batu, RS Baptis Batu, dan RSIA Haji Batu. Sementara RS dr Etty Asharto dan RS Punten Batu masih sebatas pelayanan testing dan konseling,” papar Susan.
Langkah pengendalian berikutnya melalui upaya Rehabilitatif dan Dukungan untuk mengurangi angka dan dampak IO (infeksi Oportunistik) melalui program Adherence (kepatuhan berobat), pengadaan nutrisi untuk ODHIV, dan program konseling serta pengembangan KDS (kelompok dukungan sebaya) untuk mendukung ODHIV secara bio-psiko-sosio-spiritual.
“Kelima, upaya jejaring untuk meningkatkan peran serta komunitas dalam program HIV. Melakukan koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait. Menggandeng organisasi remaja seperti GERPHA (Gerakan Remaja Peduli HIV AIDS), Duta Genre (Generasi Berencana), yayasan terkait HIV dan populasinya, LSM, dan komunitas lainnya. Bahu membahu dalam upaya preventif HIV, hingga ke dukungan untuk ODHIV,” pungkas dia.(der)