Waduh, Penderita HIV/AIDS Kota Batu Didominasi Usia Produktif

Kabid Penyuluhan dan Pencegahan (P2) Dinas Kesehatan, Kota Batu dr. Yuni Astuti saat ditemui di ruangannya
Kabid Penyuluhan dan Pencegahan (P2) Dinas Kesehatan, Kota Batu dr. Yuni Astuti saat ditemui di ruangannya

MALANGVOICE – Jumlah penderita human immunodeficiency virus/acquired immuno deficiency (HIV/AIDS) di kota Batu didominasi usia produktif. Mereka rata-rata berusia 24-50 tahun.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Batu, Yuni Astuti mengatakan usia produktif yang terjangkit banyak dari kalangan pekerja hiburan malam dan transgender.

“Masyakat banyak yang belum paham bahaya HIV/AIDS,” ujarnya.

Menurut dia, faktor terjangkitnya HIV/AIDS di Kota Batu pun beragam. Mulai dari penggunaan jarum suntik dalam pemakaian obat-obatan terlarang dan seks bebas dengan berganti-ganti pasangan.

“Tapi, untuk kasus penggunaan jarum dari obat-obatan terlarang sudah menurun sangat drastis sejak dua tahun terakhir,” imbuhnya.

Yuni mencatat, dari tahun ke tahun Dinkes Kota Batu kerap melakukan screening. Diketahui hasilnya sejak tahun 2016 sebanyak 18 warga Kota Batu positif mengidap HIV.

Sementara, tahun 2017 angka tersebut turun menjadi 16 jiwa. Kemudian di tahun 2018 terdapat 42 warga Batu harus bergantung obat-obatan lantaran mengidap virus HIV/AIDS.

“Hingga tahun 2019 ini tercatat ada 18 orang yang terjangkit. Angka tersebut turun dibandingkan tahun sebelumnya. Semakin banyak warga yang melapor, artinya populasi penyebaran semakin terdeteksi,” ungkapnya.

Ia menambahkan, sulitnya pemetaan pengidap AIDS dikarenakan para penderita cenderung tertutup. Sehingga, mengakibatkan korban sulit ditemukan.

Oleh sebab itu, ia terus menyampaikan agar masyarakat tidak menjauhi orang dengan HIV/AIDS. Juga memberikan motivasi agar ODHA menjalani hidup bahagia.

“Tidak perlu minder. Ini yang terus kami kampanyekan. Jauhi penyakitnya jangan jauhi orangnya,” tegasnya.(Der/Aka)