Pemilihan DPM FISIP UB Gunakan Sistem E-Vote

Oleh: Azzumar Adhitia

Azzumar AdhitiaMALANGVOICE – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya menggelar Pemilihan Raya (Pemira) pada Rabu, 16 Desember 2015, untuk memilih Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) serta Presiden dan Wakil Presiden Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya.

Menurut Icha, panitia pelaksana, Pemira tahun ini merupakan yang pertama menggunakan sistem e-vote atau memilih secara elektronik. Hal itu pula yang menjadi pembeda dari Pemira tahun-tahun sebelumnya.

“Yang membuat beda dengan Pemira sebelumnya itu. Tahun ini kita pertama kali menggunakan e-vote” ungkap mahasiswa jurusan Ilmu Politik itu, bangga.

Lebih lanjut Icha mengatakan, penggunaan e-vote itu membuat pelaksanaan Pemira menjadi lebih efisien. “Hambatannya hanya soal teknis saja, sempat trouble dua kali,” kata perempuan berkerudung itu.

Sementara pemilih, Alvinia Gutomo, menganggap selain sistem e-vote, perbedaan paling mencolok pada Pemira tahun ini dibanding sebelumnya adalah agresivitas para calon saat berkampanye, jauh lebih terasa.

“Tahun ini terasa banget agresivitas tiap calon. Mereka lebih blak-blakan, lebih frontal, serta benar-benar menunjukkan siapa dan dari mana (keanggotaan organisasi mahasiswa eksternal kampus) mereka,” katanya.

Meski begitu, Iqro Mutahajjid, mahasiswa yang mencalonkan diri sebagai DPM, menganggap masih ada kekurangan dari penyelenggaraan Pemira tahun ini, salah satunya kesulitan calon saat melakukan pendaftaran.

“Salah satu syarat mendaftarkan diri sebagai calon harus tes urine. Namun pihak panitia sendiri tidak memfasilitasinya, sehingga calon harus tes sendiri. Sedangkan biaya tes urine tidak murah,” tutur mahasiswa asli Malang itu.

Kekurangan lain yang dirasa Iqro adalah proses debat calon yang menurutnya tidak bisa disebut debat.

“Tidak ada adu argumen antar masing-masing calon. Setiap calon hanya menjabarkan visi misi, menjawab pertanyaan panelis, menjawab pertanyaan audiens, dan menyampaikan closing statement,” ungkap mahasiswa Ilmu Komunikasi itu.

Terkait partisipasi mahasiswa, Iqro menganggap ada peningkatan dibanding tahun lalu. Ia pun berharap semoga pelaksanaan Pemira ke depannya akan berjalan lebih baik lagi.

Selain Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Pemira ini juga diadakan serentak di seluruh fakultas di Universitas Brawijaya.

*)Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya