Miko, Puluhan Tahun Keliling Indonesia dengan Main Percusi

Jatmiko Adi Widodo.

MALANGVOICE – Jatmiko Adi Widodo menjadi pemain percusi profesional sejak 1999. Kini dia sudah tak bisa menghitung berapa kali pentas di berbagai daerah.

“Saya pernah pentas di hampir seluruh kota di Indonesia ini,” ungkap pria yang akrab disapa Miko itu.

Kecintaannya terhadap percusi berawal saat ia membentuk sebuah band, puluhan tahun silam. Kala itu Miko bertindak sebagai penabuh drum.

Dia melihat ada kemiripan antara permainan drum dengan percusi. “Hampir sama, tapi percusi lebih ke solois. Ciri-ciri itu yang membuat saya tertarik,” paparnya.

Warga Perumahan Hill Park Regency, Bandulan Barat itu, akhirnya mulai belajar kolaborasi percusi dengan sejumlah musik tradisionil, jimbe Afrika dan musik modern. Ia juga pernah mencoba sejunlah inovasi percusi dengan campur sari, karawitan, dan tarian kolosal.

Jatmiko Adi Widodo 

Hampir semua pentas yang ia tampilkan selama ini berkesan. Namun, yang tak terlupakan bagi Miko, salah satunya ketika ia pentas di Gunung Bromo.

“Kita terdesak dengan waktu mepet dan kendala membawa alat berat, di detik-detik terakhir sebelum pentas akhirnya teratasi,” tuturnya. .

Di sepanjang karier, ia masih menyimpan keinginan yang belum tercapai. Miko berharap, suatu saat nanti bisa membuat sebuah konsep parade percusi dari berbagai daerah baik modern, kontemporer maupun tradisional, yang diadakan di Kota Malang.

Penggagas kelompok Triballero Percusion yang memiliki bascamp di Sanggar Monggo Kerso, itu ingin menunjukkan Kota Malang merupakan gudang kreativitas segala bentuk kesenian.

“Parade semacam ini di Yogyakarta sudah ada tahunan. Tapi di sana bukan per daerah, melainkan per grup. Di Malang saya ingin bikin mewakili daerah masing-masing,” tandasnya.-