Ini… Siasat Pemilik Warung saat Harga Daging Naik

Pedagang sedang mengiris daging (ilustrasi/fia)

MALANGVOICE – Harga daging yang terus merangkak naik membuat para pengusaha makanan terpaksa menyesuaikan harga. Ediatun misalnya, pemilik warung di daerah Pakisaji ini memilih menaikkan harga empal daging yang dijualnya mnejadi Rp 20 ribu dari sebelumnya Rp 18 ribu per potong.

Kenaikan harga ini terpaksa dilakukan karena sejak awal tahun¸harga daging sudah naik tiga kali. Mulai dari Rp 103 ribu per kg, Rp 105 per kg dan terakhir menjadi Rp 110 per kg.

“Sebelumnya naik Rp 2000 per kg, terakhir kok naiknya malah lebih banyak Rp 5000 per kg. Terpaksa harga jual juga disesuaikan. Sekarang daging kualitas bagus Rp 110 ribu, itu untuk pembeli yang sudah pelanggan tetap seperti warung kayak saya, nggak tahu kalau untuk umum,” jelas dia.

Kendati mahal, Edi tidak memiliki pilihan lain selain tetap membeli. Pasalnya, warung Patriyem yang dikelolanya identik dengan masakan berbahan daging sapi, sehingga jika beralih ke ayam, konsumennya akan makin berkurang.

“Pernah mencoba menyediakan ayam, cuma satu kilo saja, sehari nggak abis,” ungkap dia.

Hal berbeda diungkapkan Komari, pemilih warung bakso di Desa Pandansari Lor ini terpaksa mencampurkan daging ayam lebih banyak untuk menyiasati kenaikan harga daging sapi. Selain itu, ukuran dari bakso buatannya juga diperkecil agar tetap mendapatkan margin.

“Harga makin mahal saja. Kalau menaikkan harga susah. Jadi ukurannya saja dikurangi,” kata Komari kepada MVoice.