Zeolit Alam Bisa Ubah Selulosa Menjadi Glukosa, Ternyata Lebih Ramah Lingkungan

Tim bersama dosen pembimbing. (Istimewa)

MALANGVOICE – Glukosa merupakan sumber energi utama dalam tubuh serta merupakan bahan baku sintesis vitamin C. Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) mampu menciptakan glukosa dengan menggunakan zeolit alam.

Menurut, mahasiswa peneliti, Ni’matus, glukosa bisa didapatkan dari mendegradasi selulosa yang terdapat pada limbah biomassa dengan kadar 30-50 persen. Ia bersama anggota tim PKM dari jurusan Kimia UM, Mahrullina, Intan, Natasha, dan Yana, berhasil menemukan metode terbaik dan ramah lingkungan dalam riset hidrolisis selulosa menjadi glukosa. Yaitu menggunakan katalis zeolit alam teraktivasi asam (ZATA).

“Produksi limbah biomassa di Indonesia mencapai 147,6 juta ton per tahun, jadi suplai selulosa mencapai sekitar 59 juta ton per tahun,” kata dia.

Produk hasil buatan tim. (Istimewa)

Penelitian-penelitian sebelumnya untuk menghidrolisis selulosa menjadi glukosa adalah menggunakan katalis asam.

“Katalis asam tidak ramah lingkungan karena bersifat korosif dan toksik,” lanjutnya.

Selain itu, juga ada metode pretreatment hidrotermal pada suhu 110 derajat celcius. Namun, metode ini membutuhkan suhu dan tekanan tinggi sehingga tidak cukup praktis dan kurang aman.

“Proses degradasi selulosa menjadi glukosa dengan ZATA membutuhkan bantuan gelombang ultrasonik. Keduanya akan membantu memudahkan pemutusan ikatan glikosidik dari selulosa menjadi glukosa,” terang anggota lain, Lina.

Selulosa yang digunakan dalam penelitian ini adalah selulosa pada kapas dan eceng gondok. Sedangkan zeolit alam didapat dari Kabupaten Malang. Hasilnya, persen yield glukosa yang diperoleh 5 kali lebih tinggi daripada persen yield glukosa hasil penelitian sebelumnya.

Kelebihan metode ini, tutur Lina, adalah meningkatkan nilai ekonomis zeolit. Selain itu juga hasil sisa dari degradasi cenderung aman untuk lingkungan.


Reporter: Anja Arowana
Editor: Deny Rahmawan
Publisher: Yuliani Eka Indriastuti