Sukses Kurangi Angka Gizi Buruk Balita, Puskesmas Gribig Jadi Percontohan

Penyampaian visi misi Puskesmas Gribig kepada para staff Dinkes Kabupaten Situbondo. (Lisdya)

MALANGVOICE – Puskesmas Gribig menjadi acuan study banding oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Situbondo. Hal itu karena berhasil lolos 10 besar dalam Kompetisi Budaya Kinerja yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Menurut Dokter Umum Puskesmas Gribig, Wida Sekarani, terpilihnya Puskesmas Gribig karena dinilai telah sukses dalam menurunkan angka balita BGM (Bawah Garis Merah) selama satu tahun melalui Kelompok Budaya Kerja (KBK).

“Hari ini kami kedatangan dari tim Dinkes Kabupaten Situbondo untuk mempelajari program inovasi dari kami. Tapi sebenarnya program ini sudah dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan sendiri,” katanya usai menjadi pemateri dalam study banding, Rabu (14/11).

Lebih lanjut, ia mengatakan pihaknya berhasil menurunkan 50 persen lebih angka balita BGM.

Perlu diketahui, pada tahun 2017, balita kurang gizi di wilayah Puskesmas Gribig mencapai 129 bayi. Kelurahan Sawojajar menempati urutan teratas dengan jumlah balita BGM mencapai 68 balita.

Mengatasi hal tersebut, Puskesmas Gribig kemudian membuat program Jek Food atau Ojek Makanan. Dalam Jek Food dilakukan pemberian asupan yang bergizi dan sesuai kebutuhan kepada balita-balita BGM. Setelah berjalan satu tahun, kasus balita BGM di Sawojajar berkurang 27 balita.

“Sebenarnya dari Dinkes Kabupaten Situbondo juga sudah menjalankan program ini (Jek Food) hanya saja pelayanannya kurang maksimal, sehingga mereka mencontoh sistem program kami seperti apa,” tegasnya.

Ia pun kemudian memaparkan sistem Jek Food, yakni dengan mendatangi rumah warga yang memiliki balita dengan intensitas gizi kurang. Selain memberi makan yang sesuai kebutuhan masing-masing balita, juga dilakukan edukasi untuk para ibu perihal menu yang mencakup nilai gizi untuk anaknya.

“Selain pendampingan, kami juga memberi informasi-informasi terkait gizi baik lewat Kader maupun ahli gizi kami,” tambahnya.

Selain itu, Puskesmas Gribig ternyata juga mempunyai fasilitas sendiri untuk Jek Food. Dikatakan Wida, pihaknya telah mempunyai pekarangan sayuran yang dikelola oleh para kader untuk dijadikan sumber pangan.

Jek Food ini dilakukan setiap dua kali dalam seminggu, yakni pada hari Selasa dan Jumat. Jek Food berjalan hingga saat ini, tidak hanya di Sawojajar tetapi juga lingkup Puskesmas Gribig, di antaranya wilayah Cemorokandang, Lesanpuro, dan Madyopuro.

“Semoga bisa dicontoh dengan baik. Dan ini juga bisa menjadi PR bagi kami untuk mengentaskan angka gizi buruk tak hanya di wilayah Puskesmas Gribig tetapi juga di Kota Malang,” tandasnya. (Der/ulm)