Sepanjang 2023, BNN Kota Batu Dampingi 77 Klien Rehabilitasi Narkoba

Kepala BNN Kota Batu, AKBP Wahjudi Santoso. (MVoice/istimewa)

MALANGVOICE– Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Batu melakukan rehabilitasi narkoba kepada 77 klien di tahun 2023.

Rinciannya 1 orang dirujuk ke Balai Besar Lido, 23 orang di Klinik Pratama BNN Kota Batu, 4 orang di Puskesmas Batu dan 30 orang Pondok Pemulihan Doulos Kota Batu. Kemudian sebanyak 19 orang ditangani IBM, dengan rincian 11 orang di IBM Sedya Bagus Tulungrejo dan 8 orang di IBM Punten Bersih.

Kepala BNN Kota Batu, AKBP Wahjudi Santoso berharap penanganan rehabilitasi melalui IBM juga bisa diterapkan di desa- desa lainnya di Kota Batu. Karena kegiatan IBM ini mendapatkan dukungan anggaran dari Alokasi Dana Desa (ADD) hingga sang klien yang ditangani bisa kembali mencapai ‘Fase Prima’.

Tak dipungkiri bahwa penanganan dan pemberantasan narkoba di kota/ kabupaten juga membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Apalagi saat ini alokasi anggaran operasional BNN Kota/ Kabupaten tidak berimbang jika dibandingkan dengan target yang harus dicapai.

“Dalam setahun kita mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp 2,1 milyar, itupun termasuk untuk gaji pegawai,” jelas Wahjudi.

Baca juga:
Liburan Nyaman dan Aman, 65 Armada Honda Care Siap Melayani

Aset Pemkot Malang Senilai Rp10 Miliar Lebih Berhasil Diselamatkan Kejari

Polresta Malang Kota Amankan Puluhan Kilogram Narkoba Selama 2023

Tim Gakda Satpol PP Kota Batu Bakal Turun Langsung Telusuri Perizinan Alfamart di Desa Giripurno

Pihaknya memprediksi peredaran narkotika di Kota Batu pada 2024 masih tinggi. BNN berkomitmen meningkatkan pengawasan peredaran narkotika hingga di tingkat bandar. Menurutnya, ia tak percaya Kota Batu sudah bebas dari peredaran narkotika. Pasalnya, berdasarkan jumlah pengungkapan kasusnya pada 2023 masih terbilang tinggi.

Dari hasil pengawasan selama ini, Wahjudi melihat jika para pengedar narkotika mempunyai tempat persembunyian untuk mengamankan diri di Kota Batu. Ini tak lepas dari kondisi geografis kota yang menempatkan Kota Batu sebagai kota wisata. Sebab itulah, pihaknya akan melakukan pemetaan lebih intensif untuk melacak keberadaan para pengedar ini.

“Bahkan kalau bisa juga kita bisa menyasar bandar. Kami akan lakukan pemetaan lebih ketat. Seperti di tempat-tempat penginapan seperti Songgoriti dan lainnya,” tegasnya.

Baca juga:
BNN Kota Batu Dorong Program Desa Bersinar Menyebar ke Desa/Kelurahan

BNN Kota Batu Rancang Tiga Program Berantas Peredaran Gelap Narkotika

Di sisi lain, pihaknya juga melakukan upaya preventif dan preemtif melalui berbagai pelatihan dan pendidikan kepada berbagai kelompok masyarakat. Mulai kalangan remaja hingga orang tua dan tokoh-tokoh masyarakat.

“Mereka kami edukasi tentang strategi pencegahan, keterampilan mengasuh anak, pelatihan kerja untuk remaja dan lain-lainnya. Dengan memberikan penyuluhan tentang narkoba dan kampanye anti penyalahgunaan narkoba dan sejumlah upaya lainnya,” pungkasnya.

Selain itu BNN Kota Batu juga melakukan upaya menekan over kapasitas jumlah narapidana narkoba di Lapas Pemasyarakatan Kelas 1 Malang. Untuk itu mereka  telah membentuk Tim Asesment Terpadu (TAT). Dan tahun ini asesment terpadu telah dilakukan kepada 10 orang tersangka. Dari sepuluh tersangka tersebut, dua di antaranya direkomendasikan untuk proses lanjut mengingat ada indikasi keterlibatan jaringan lokal di lapas.

“Diharapkan langkah ini bisa memberantas jaringan narkoba di dalam lapas,” tandas Wahjudi.(der)