Sastra Purnama Ingatkan Kembali Perjuangan Munir

Salah seorang pengisi acara membacakan puisi untuk Munir. (Muhammad Choirul)
Salah seorang pengisi acara membacakan puisi untuk Munir. (Muhammad Choirul)

MALANGVOICE – Event bertajuk Sastra Purnama digeber di Oase Cafe & Literacy, Jalan Joyoutomo V Blok F Merjosari, Kota Malang Selasa (5/9). Agenda bulanan tersebut kali ini bernuansa ingatan tentang perjuangan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Munir Said Thalib.

Beberapa jenis pertunjukan tersaji, antara lain pembacaan puisi dan penampilan musik. Selain itu, beberapa hadirin juga menyampaikan testimoni terkait sosok Munir. Tak ketinggalan, seorang jurnalis senior, Abdi Purmono, turut melaksanakan prosesi peletakan foto Munir dan Ayam Jago karyanya sendiri.

Al Muiz Liddinillah, salah seorang pegiat Sastra Purnama, menyebut, beragam komunitas dan kelompok berperan aktif pada ajang ini. “Lintas kampus dan kota. Ada yang dari Batu, Malang, Kabupaten Malang, Pasuruan, Blitar, Surabaya, Probolinggo dan Tulungagung,” urainya.

Perlu diketahui, Sastra Purnama adalah agenda rutin yang dirancang Komunitas Gubuk Tulis bersama Sabda Perubahan. Sebagaimana namanya, ajang ini dihelat tepat di bawah bulan purnama.

“Kami ingin membumikan sastra di tengah kekacauan yang ada, sehingga bisa menjadi bahan refleksi bersama atas kehidupan yang semakin komplek,” lanjutnya.

Dia menilai, sastra merupakan produk kebudayaan yang harus menjawab tantangan kemanusiaan. Sejalan dengan itu, kematian Munir adalah sebuah tragedi kemanusiaan yang pernah mewarnai langit hitam keadilan Indonesia.

“Kami berharap, Sastra Purnama bisa terus berjalan dan menebar manfaat bagi umat manusia,” tandasnya.

Sementara itu, pengamat sosial Universitas Brawijaya (UB), Haris El Mahdi, yang juga hadir pada acara ini, sempat menyampaikan testimoninya. Meski mengaku tidak mengenal Munir secara langsung, namun dia banyak mendengar kisah pejuang HAM itu dari beberapa tokoh.

Saat ini, dia juga terhitung dekat dengan keluarga Munir. “Saya melihat sosok beliau (Munir) ini aktivis yang patut diteladani. Selain berbaur dengan aktivitas sosial, Munir tidak pernah melupakan keluarganya. Ini berarti dia pandai membagi waktu, tidak banyak orang seperti ini,” ungkapnya.(Coi/Aka)