MALANGVOICE– Kota Batu bukan hanya dikenal sebagai destinasi wisata, namun juga lekat dengan kultur agraris. Mayoritas masyarakat menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Karena itu sektor pertanian termasuk salah satu sektor unggulan karena menjadi tulang punggung perekonomian Kota Batu.
Meski begitu, sektor pertanian seolah redup kalah bersaing dengan gemerlapnya industri pariwisata. Program yang digelontorkan pemerintah pun masih belum optimal.
Berdasarkan data hasil Sensus Pertanian Kota Batu tahun 2023, pertanian Kota Batu didominasi petani gurem, yakni 89,1 persen atau 18.109 petani yang memiliki lahan kurang dari 1,5 hektare. Tertinggi berada pada unit usaha kehutanan 93,70 persen, peternakan 93,54 persen dan hortikultura 87,35 persen.
Paslon Nurochman-Heli Suyanto (NH) yang diusung koalisi PKB-Gerindra menempatkan sektor pertanian sebagai salah satu program prioritas yang dituangkan dalam gagasan besar Nawa Bhakti. Hal itu tak lepas dari kondisi sektor pertaniaan saat ini yang kian lesu karena terkikisnya lahan pertanian. Belum lagi, banyak petani yang masih terpaku pada pola pertanian konvensional.
Calon Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto mengatakan, dirinya maju mendampingi Nurohman di Pilkada Batu 2024, membawa amanat masyarakat Kota Batu yang menginginkan sebuah perubahan besar di berbagai bidang. Sehinga butuh lompatan besar dengan merangkul semua unsur menciptakan cahaya baru mewujudkan ‘BATU SAE’ (solutif-amanah-ekologis).
“Sebagai bagian dari masyarakat Kota Batu dan lahir dari keluarga petani, saya memahami betul persoalan pertanian di Kota Batu. Apalagi saya tumbuh besar di wilayah Sumber Brantas yang lekat dengan sentra pertanian hortikultura,” ucap Heli.
Baca juga:
Mas Gum Siapkan Terobosan untuk Mengurai Persoalan Sampah
Esports Labs Kolaborasi Axis dan Evos Selenggarakan Festival Gaming di Malang</a
Didukung Kalangan Petani, Paslon NH Ingin Wujudkan Pertanian Kota Batu Berjaya
Gerakan Mengawal Wong Tulus, Manifestasi Dukungan Masyarakat Kota Batu Menangkan Cak Nur-Mas Heli
Ia mengatakan, pengembangan dan penataan sektor pertanian menjadi isu strategis yang tertuang dalam misi Batu SAE. Program prioritas yang akan dijalankan yakni pengembangan smarted and integrated farming di Kota Batu. Melalui program tersebut, pihaknya ingin membangun suatu pola pertanian lebih modern.
“Pola pertanian modern sebetulnya sudah kami coba di kelompok tani Sumber Brantas dan kelompok tani muda Makmur Desa Bulukerto. Keduanya kelompok tani binaan kami,” imbuh Ketua DPC Gerindra Kota Batu itu.
Baca juga:
Paslon Nurochman-Heli: Wujudkan Batu ‘SAE’ dengan Memilih Pasangan Nomor Satu
Kenegarawanan Bung Karno dan Gus Dur Jadi Kekuatan Spiritual untuk Cak Nur Mendaftar Bacakada Batu
Luas Sawah Kota Batu Terus Menyusut Tergerus Kebutuhan Ruang untuk Permukiman
Kota Batu Defisit Beras, Pemdes Pendem Ingin Pertahankan Lahan Pertanian agar Tak Menyusut
Hasilnya, para petani di Desa Sumber Brantas dapat menghasilkan bibit kentang dengan teknik kultur jaringan. Sehingga mereka bisa menyediakan sendiri bibit untuk menanam serta menghemat ongkos, karena sebelumnya membeli bibit kentang dari daerah lain. Sementara itu, untuk petani muda Makmur Desa Bulukerto, berhasil membuat pestisida nabati.
“Kemarin kami juga bantu pembangunan Gedung Pos Pelayanan Agens Hayati (PPAH), tujuannya untuk terus mengembangkan model-model pertanian seperti ini,” imbuhnya.
Baca juga:
Masa Kelam Budidaya Apel, Ikon Kota Batu Terancam Tenggelam
Legislatif Minta Pemkot Batu Kembangkan Produksi Pupuk Organik
Hasil Survei Pertanian 2023, Kota Batu Didominasi Petani Gurem
Kota Batu Pertahankan Lahan Sawah Seluas 643 Hektare
Heli berpendapat, pola pertanian smart farming ditujukan agar petani bisa memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Program semacam itu akan lebih muda disebarluaskan ke seluruh Kota Batu jika nantinya pasangan Cak Nur- Mas Heli terpilih sebagai kepala daerah. Menurutnya, kemajuan sains dan teknologi perlu dilibatkan untuk menemukan solusi atas masalah pertanian.
“Makanya perlu sebuah laboratorium khusus melakukan riset pertanian. Semisal pertanian apel diserang hama, lalu bagaimana cara mengatasinya,” ujar Heli.
Menurutnya, laboratorium pertanian sangat mungkin dimiliki Kota Batu. Terlebih banyak ilmuwan-ilmuwan asal Kota Batu yang berkompeten di bidang pertanian. Para ilmuwan tersebut akan diajak berkolaborasi menyumbangkan pemikirannya dalam membangun Kota Batu.
“Seperti Prof Suputra, beliau ahli hama di UGM. Karena itu, apabila kami mendapat amanah sebagai kepala daerah, maka orang-orang pintar asli Kota Batu akan kami kumpulkan, diajak berdiskusi untuk bersama-sama membangun Kota Batu,” kata Heli.(der)