Pelayanan Air Bersih di Desa Gubuklakah Dipersoalkan Warga

Salah satu warga saat menunjukkan air HIPAM yang mati. (Toski D)

MALANGVOICE – Ratusan warga Dusun Krajan, Desa Gubuklakah, Kecamatan Poncokusumo kesulitan air bersih. Penyebabnya, air yang bersumber dari Himpunan Penduduk Pengguna Air Minum (HIPPAM) milik khususnya di RW 01 dan RW 02 macet.

Salah satu warga RT 01, RW 01 Dusun Krajan, Landung Sugiantoro, menyampaikan, air HIPPAM dalam kondisi mati ini sudah dialami warga hampir dua bulan ini. Warga, kata dia, sampai rela jalan sejauh satu kilometer untuk mendapat air minum dan memasak.

“Di tempat saya matinya hampir dua bulan ini, jika butuh air ya harus ngambil di masjid atau musala yang jaraknya satu kilometer. Tapi ya kadang-kadang juga beli,” katanya.

Air HIPPAM ini, lanjut Landung, mengambil di mata air watu pecah dan sumbernya gak pernah mati. Namun, di wilayah RW 01 dan RW 02 berbeda.

“Untuk iuran pembayaran semua sama, yaitu Rp 10 ribu tiap bulannya. Namun, kami menengarai penyebabnya dari homestay yang menggunakan mesin penyedot air (Pompa Jet Pump), membuat wilayah RW 01 dan RW 02 gak kebagian air,” jelasnya.

Sementara, Ketua RT 01, RW 02 Desa Gubuklakah, Suwartono mengatakan, permasalahan ini sebenarnya dikarenakan pemakaian air yang ‘overload‘ dari para pemilik homestay. Sebab, rata-rata pemilik homestay menggunakan pompa untuk menyedot air, guna memenuhi kebutuhan sehari- hari dengan jumlah yang besar.

“Sehingga yang bawah tidak kebagian air, karena airnya disedot pakai pompa oleh para pemilik homestay. Namun, jika pihak pengurus memasang meteran air, jelas dapat membatasi penggunaan kebutuhan air,” tegasnya.

Akan tetapi, lanjut Suwartono, pihak pengelola HIPPAM tidak menghiraukan, aduan warga yang sudah berkali-kali melaporkan ke pihak desa. Namun hingga saat ini masih belum ada tanggapan yang serius dari pihak tersebut.

Hal itu terbukti dengan belum adanya pembenahan, oleh pengurus HIPPAM yang ada dibawah naungan desa. Padahal hal ini sudah terjadi sejak lama, nampaknya terjadi pembiaran yang dilakukan oleh pengurus.

”Sebetulnya kejadian ini sudah sejak setahun ini, namun dulunya hanya selama satu sampai dua minggu namun ini sudah dua bulan belum mengalir sama sekali,” pungkasnya. (Hmz/Ulm)