Muskerwil HPN Jatim, NU Ingin Ciptakan Ekosistem Bisnis Kerja Sehat

Suasana konferensi pers, sebelum Muskerwil HPN di UNISMA. (Mvoice/Istimewa).

MALANGVOICE – Lewat musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) Himpunan Pengusaha Nahdiyin (HPN), Nahdlatul Ulama (NU) ingin menciptakan ekosistem bisnis kerja yang sehat untuk mengangkat perekonomian bangsa.

Hal itu disampaikan Ketua PW HPN Jawa Timur H Misbahul Munir saat konferensi pers, sebelum pelaksanaan Muskerwil HPN yang diikuti 38 Pengurus Cabang HPN Kota/Kabupaten se-Jawa Timur (Jatim), di Universitas Islam Malang (Unisma), Jumat (26/11).

Munir menjelaskan, dalam Muskerwil HPN tersebut, selain konsolidasi pengurus, juga untuk berdiskusi mengangkat perekonomian bangsa pasca pandemi Covid-19.

“Muskerwil ini agenda utamanya untuk konsolidasi semua pengurus, dan membahas isu strategis peningkatan ekonomi daerah maupun regional,” jelasnya.

Untuk itu, lanjut Munir, PW HPN Jatim akan menguatkan kembali konsolidasi keanggotaan PW Jatim untuk membantu recovery Jatim lewat bangunan ekosistem kaum nahdliyin.

Menurutnya, pengusaha nahdliyin selama ini cukup banyak terutama pengusaha kecil di daerah-daerah tingkat dua, untuk jumlah persisnya saat ini sedang disusun.

“Target kami memang bukan pengusaha besar. Pengusaha bakso misalnya yang kita tekankan. Di situ kita harus berfungsi edukasi dan advokasi,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Umum DPP HPN, Abdul Kholik mengatakan, dengan adanya Muskerwil HPN ini diharapkan dapat mengejar ketinggalan ekonomi kaum Nahdiyin.

“Pengusaha Nahdiyin mempunyai kemandirian, dan membutuhkan lokomotif. Nah HPN ini menjadi lokomotif percepatan ekonomi kaum Nahdiyin. Ukuran keberhasilan negara salah satunya ditentukan banyaknya enterpreneur,” ujarnya.

Kholik menjelaskan, tugas HPN sangatlah berat, karena satu dari tiga pilar belum terlalu dikenal, tiga pilar tersebut yakni Agama, Politik dan Entrepreneurship.

“Pilar yang ketiga itulah perlu digelorakan lebih gencar agar dapat mengejar ketertinggalan,” tegasnya.

“Gapnya jauh sekali. Kita nomor 4 dunia. NU merasa terpanggil karena gap besar ini bisa jadi bahaya bagi ketahanan nasional. Karenanya butuh untuk percepatan ekonomi dan mendorong lokomotif ini,” tutupnya.(end)