Kota Malang Raih Penghargaan Pembina Proklim Terbaik Nasional

Sekda Kota Malang Wasto bersama perwakilan warga Kota Malang Penerima Penghargaan Program Kampung Iklim 2019. (Humas Pemkot Malang)
Sekda Kota Malang Wasto bersama perwakilan warga Kota Malang Penerima Penghargaan Program Kampung Iklim 2019. (Humas Pemkot Malang)

MALANGVOICE – Tiga Kepala Daerah Pembina Proklim Terbaik Nasional menerima penghargaan, di antaranya Wali kota Malang, Wali kota Blitar dan Bupati Probolinggo. Penghargaan diberikan karena komitmen dalam mengembangkan kebijakan yang Proklim.

Penghargaan diberikan, khususnya akibat peran aktif dalam upaya penurunan emisi low carbon. Lalu penghargaan Program Kampung Iklim Kategori Utama diberikan kepada tujuh lingkungan perkampungan di kota Malang yang dinilai mampu mewujudkan lingkungan yang proklim yakni RW 05 Kelurahan Sukun, RW 03 Kelurahan Sukun, Kelurahan Pisang Candi, RW 03 Kelurahan Rampal Ceilaket serta RW 04 Kelurahan Rampal Celaket, dan satu penghargaan tingkat Madya diterima RW 01 Kelurahan Kidul Dalem.

Tercatat 34 kampung di Jawa Timur yang mendapatkan penghargaan program kampung iklim kategori Utama dan lima kampung untuk kategori Madya.

Penghargaan diserahkan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa pada puncak peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2019 tingkat Jawa Timur yang dipusatkan di UB Forest, Desa Donowari, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Minggu lalu (17/11).

Mengambil tema “Membangun Generasi Milenial Cinta Puspa dan Satwa Nasional untuk Indonesia Unggul”, Gubernur Khofifah menitipkan program Kecil Menanam Dewasa Memanen.

“Kita harus ciptakan daya dukung lingkungan yang kuat. Diantaranya bangun budaya (minimal) 25 kali tanam selama hidup, yakni 5 (lima) saat di SD, 5 (lima) saat di SMP, 5 (lima) kala SMA, 5 (lima) kala di Perguruan Tinggi dan pada masa nikah diharapkan 5 (lima) kali tanam. Kalau ini bergerak masive, bisa dibayangkan betapa bagusnya ekosistem dan daya lingkungan kita,” kata Khofifah.

Ia melanjutkan, rasa cinta terhadap puspa dan satwa, harus dikuatkan dengan pengembangbiakan. Maka, ia mengajak para tenaga ahli, akademisi, semua civitas perguruan tinggi, pakar satwa dan fauna untuk bersama -sama menyusun program strategis.

“Menghimpun, membudidayakan dan terus mengembangkan kekayaan puspa dan satwa nusantara termasuk di Jawa Timur,” tutup mantan Menteri Sosial RI tersebut. (Der/Ulm)