Jumuatin, Mengais Rupiah di Tumpukan Sampah

Jumuatin bersama beberapa pengais sampah di TPA Kota Batu. (fathul)

MALANGVOICE – Segala pekerjaan dilakoninya, asal bisa menghasilkan uang dan halal. Begitulah yang dirasakan Jumuatin, warga Desa Tlekung yang sehari-hari mengumpulkan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kota Batu.

Tiga tahun menjalani pekerjaan ini. membuat Jumuatin kebal terhadap bau sampah apapun. “Sudah biasa mas, tidak ada yang bau. Kalau biasa kena wangi terus ke sini ya bau, kayak sampean,” ujar Jumuatin yang mengaku lahir di hari Jumat, sesuai namanya.

Cara bicara perempuan paruh baya ini memang ceplas ceplos. Bersama teman seprofesi, sehari-hari dia mengais sampah dari pukul 06.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB. Dalam sehari, ia bisa mengumpulkan hingga 10 kantong plastik besar.

“Sekarang kadang dapat lima saja karena ada 50 orang yang kerja beginian. Jadi ya bagi rezeki. Kalau kebetulan bagus ya dapat banyak. Dulu sedikit saja, sekarang banyak susah mungkin jadi sampah-sampah dipungutin,” kelakarnya.

Untunglah setiap hari ia pasti bisa menjual berbagai jenis sampah. Mulai sampah plastik, sampah kardus, sampah botol, hingga sampah sisa makanan berbau busuk. Kata Jumuatin, semuanya laku.

“Kalau plastik 1 Kg Rp 500, sampah kardus 1 Kg Rp 700, sampah botol perkiki Rp 1000. Macam-macam harganya, kadang naik turun gak tentu. Yang penting laku mas, kan kalau gak kebeli juga rugi sudah ngumpulin,” curhatnya.

Dia enggan memberitahu soal kehidupan pribadinya di desa. Saat ditanya mandi berapa kali sehari, ia malah tertawa keras. “Habis ini ya mandi mas, kan katanya bau kalau kena sampah. Jadi sering mandi,” tandasnya.-