Ini Dia Mitos Jembatan Asmara di Coban Talun

Jembatan Asmara di Coban Talun punya kisah tersendiri (fathul)
Jembatan Asmara di Coban Talun punya kisah tersendiri (fathul)

MALANGVOICE – Pemberian nama salah satu jembatan di Coban Talun menjadi ‘Jembatan Asmara’ ternyata tidak asal-asalan. Ada mitos yang berkembang di masyarakat Dusun Talun, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, terkait jembatan itu.

Padahal awalnya, penghubung dua bukit itu hanya berubah pohon roboh sehingga sangat membahayakan. Setelah Koordinator Wisata Coban Talun, Samsul Huda, melihatnya, ia sedikit demi sedikit memperbaikinya dengan balok kayu bersama masyarakat sekitar.

Petilasan Ki Ageng Tritih yang pertama kali memiliki padepokan di Talun (fathul)
Petilasan Ki Ageng Tritih yang pertama kali memiliki padepokan di Talun (fathul)

“Percaya atau tidak itu terserah ya, tapi saya pernah menyepi di sana, memang ingin dialog dengan alam di sana. Saat tengah malam itu, saya didatangi seorang tua yang mengaku hidup zaman Kerajaan Kediri,” kata Samsul memulai ceritanya.

Meskipun dengan terpejam, Samsul bisa mendengar dengan jelas perkataan orang tua yang bercerita tentang seorang pangeran yang juga bertapa di sana untuk mencari jodoh. Nama pangeran itu adalah Jayanalendra, karena sudah cukup umur tapi jodoh belum juga datang.

“Nah dia kemudian memperoleh petunjuk agar berjalan ke arah Utara, yakni ke Sungai Brantas. Di sana ia melihat ada seorang gadis cantik yang sedang mengambil air, keduanya berpandangan dan saling terpesona,” papar Samsul.

Nama gadis cantik itu adalah Dewi Seruni, putri dari Ki Ageng Tritih yang memiliki padepokan terkenal di seputaran Talun. Bahkan petilasan Ki Ageng Tritih ini sampai sekarang masih terawat di Coban Talun, arah sebelum Jembatan Asmara.

Sang Pangeran pun datang ke padepokan milik Ki Ageng Tritih untuk bersilaturahim. Sesampainya di sana, Ki Ageng mengenali Sang Pangeran sehingga menghaturkan sembah lalu meminta pangeran bermalam dan istirahat di padepokan.

“Selama istirahat di sana, Sang Pangeran bertemu dengan Dewi Seruni lagi. Lalu diajaklah ia ke bukit tempat ia bertapa karena pemandangannya bagus. Lalu mereka jatuh cinta dan mengukir perasaannya di jembatan itu. Sehingga kita namakan Jembatan Asmara,” tandas Samsul.

Sampai saat ini, banyak wisatawan yang ingin berfoto di Jembatan yang di bawahnya mengakir Sungai Brantas itu. Dengan pemandangan yang indah, Jembatan Asmara memang cocok untuk mengabadikan cinta pasangan berdua. Ayo ke Jembatan Asmara!