Disnaker Kabupaten Luncurkan Program Padat Karya Infrastruktur

Kabid Penta Kerja Disnaker Kabupaten Malang, Rahmat Yuniman saat melakukan pemotongan pita dan meninjau lokasi rabat beton. (Toski D).
Kabid Penta Kerja Disnaker Kabupaten Malang, Rahmat Yuniman saat melakukan pemotongan pita dan meninjau lokasi rabat beton. (Toski D).

MALANGVOICE – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Malang melibatkan sedikitnya 88 orang tenaga kerja untuk melakukan program Padat Karya Infrastruktur di Desa Mulyorejo, Ngantang.

Kegiatan Padat Karya Infrastruktur tersebut digelar mulai 23 September hingga 12 Oktober 2019, dengan kegiatan berupa pekerjaan rabat beton sepanjang 300 meter, dan resmi ditutup pada Rabu (16/10).

Kepala Bidang (Kabid) Penta Kerja Disnaker Kabupaten Malang, Rahmat Yuniman mengatakan, kegiatan ini merupakan implementasi kebudayaan program dari Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) RI.

“Kita meneruskan kebudayaan program dari pusat. Program ini memberdayakan masyarakat sekitar Desa Mulyorejo, Ngantang, supaya bisa bersinergi membangun daerahnya dan mensergikan masyarakat untuk meningkatkan ekonomi,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut Rahmat, program Padat Karya Infrastruktur ini juga untuk membuka lapangan pekerjaan sementara bagi masyarakat sekitar, supaya dapat mengurangi angka pengangguran sekaligus kemiskinan yang ada di Kabupaten Malang.

“Program Padat Karya ini sasarannya bagi masyarakat yang belum bekerja atau pengangguran, meskipun itu bersifat sementara, bukan pekerjaan reguler, yang penting ada kegotong-royongan dari warga untuk berpatisipasi dalam pembangunan padat karya,” pungkasnya.

Sementara itu, salah satu warga Desa Mulyorejo, Erno, mengatakan, masyarakat sangat membutuhkan Program Padat Karya ini, karena sebelumnya jalan tersebut merupakan jalan setapak. Pengendara kendaraan bermotor kesulitan mengakses jalan tersebut.

“Jalan itu merupakan akses utama bagi warga setempat yang mayoritas bekerja sebagai petani menuju ladangnya,” ucapnya.

Untuk itu, lanjut Erno, atas musyawarah dengan warga sekitar, pembangunan jalan perlu dilakukan sebagai moda utama para petani setempat juga menjadi urgensi dilakukan program padat karya.

“Kami mengusulkan adanya gotong royong pembangunan jalan melalui program padat karya Disnaker (Kabupaten Malang). Kondisi jalan memang butuh diperbaiki. Itu dulu jalan setapak, apalagi kalau hujan susah dilewati. Sehingga butuh ditingkatkan agar mempermudah akses masyarakat beraktifitas dan bekerja,” tandasnya. (Der/Ulm)