Dewanti Targetkan Penurunan Volume Sampah 25 Persen di TPA Tlekung

MALANGVOICE – TPA Tlekung, Junrejo, Kota Batu setiap hari menampung sampah rata-rata sebesar 90 ton. Volume sampah yang terus bertambah secara masif itu mengakibatkan lahan di TPA Tlekung overload.

Sehubungan dengan itu Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, menargetkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu dapat menekan volume sampah di TPA Tlekung. Angka sebesar 25 persen menjadi target Dewanti yang harus dipenuhi DLH Kota Batu di tahun 2021.

“Tahun ini volume sampah di TPA Tlekung harus bisa turun sampai 25 persen. Semua pihak harus mendukung, tidak hanya DLH saja,” tegas Dewanti.

Dewanti mewanti-wanti ke masyarakat Kota Batu agar mau memilah sampah dari rumah. Jadi sampah yang sudah dipilah bisa dilihat mana yang bisa dimanfaatkan, sehingga sampah tidak perlu sampai ke TPA Tlekung semua.

Ia juga menegaskan untuk memanfaatkan TPST 3R yang ada di desa agar volume sampah berkurang sejak dari rumah dan desa.

“Sampah di TPA Tlekung harus dikelola dengan baik. Harus ada peralatan yang mendukung agar sampah, sedimen hingga cairannya tidak menjadi polusi yang mencemari lingkungan hingga menjadi masalah bagi masyarakat,” jelas Dewanti.

Selain itu ia menyampaikan, Pemkot Batu sudah merencanakan untuk menambah lahan sampah di TPA Tlekung. Penambahan ini akan dilakukan seandainya memang dibutuhkan.

“Kita menyiapkan lahan untuk menambah ketika memang lahan di sana sudah tidak cukup. Lahan sampah di TPA Tlekung akan diperluas dengan menggunakan tanah di sebelah lahan yang ada sekarang,” imbuh Dewanti.

Kendati demikian, Dewanti mengatakan eksekusinya masih menunggu studi kelayakan yang dilakukan DLH Kota Batu. Tujuannya supaya bisa dinilai apakah lahan tersebut memang layak untuk digunakan atau tidak.

Sementara itu Kepala DLH Kota Batu, Aries Setiawan menjelaskan, pengurangan volume sampah ini dapat dilakukan dengan menjadikan sampah sebagai produk ekonomi.

“Ketika pandemi ini semua sektor merosot perekonomiannya. Namun dari data KLHK sektor kelola sampah malah meningkat,” jelas Aries.

Aries mengatakan pergerakan daur ulang sampah menjadi produk yang memiliki nilai jual ini sudah dimulai di bank sampah di beberapa desa.

“Sehingga jika ini dilakukan dengan masif, sampah bisa menjadi penggerak ekonomi juga. Kita akan berkolaborasi dengan bank sampah yang ada di desa dan kelurahan,” tandasnya.(der)