Dewan Kebudayaan Malang, Energi Kesadaran Insan Budaya

Suasana FGD pembentukan DKM di Sky Room 1O1 Malang OJ Hotel. (Aziz Ramadani/MVoice)
Suasana FGD pembentukan DKM di Sky Room 1O1 Malang OJ Hotel. (Aziz Ramadani/MVoice)

MALANGVOICE – Terbentuknya Dewan Kebudayaan Malang (DKM) disambut antusias seniman, praktisi budaya hingga akademisi. Wadah bagi insan kebudayaan ini diharapkan mampu mengakomodir dan mengimplementasikan setiap sendi kehidupan di Bumi Arema.

Seperti apa yang disampaikan Praktisi Seni Budaya Yusuf Munthaha. Pembentukan bakal lahir Dewan Kebudayaan Malang ini, menurutnya, menunjukkan energi kesadaran insan budaya Kota Malang. Terutama untuk menemukan titik temu perbedaan persepsi organisasi seni budaya.

” Yang pada ujungnya bisa diharapkan mewadahi seluruh komponen culture society Kota Malang,” tutur Yusuf kepada MVoice, Jumat (9/11).

Baca juga:
Seniman, Budayawan dan Akademisi Bahas Percepatan “Kelahiran” DKM

Yusuf melanjutkan, tugas pengurus terpilih jika resmi terbentuk diharapkan dapat segera mengonsolidasikan dalam semua potensi masyarakat seni-budaya Kota Malang. Kemudian disusun rapi dalam program kerja, baik program kerja jangka panjang maupun program kerja jangka pendek.

“Program -program disusun dalam roadmap Kebudayaan yang paling tepat untuk Kota Malang. Kemudian membangun jaringan kerja untuk platform yang terbaik,” sambung dia.

Disinggung tentang usulan rencana pemanfaatan Mal Alun-Alun yang merupakan aset Pemkot Malang juga disambut positif. Sebab, Kota Malang yang kini telah berusia lebih dari seabad diharapkan memiliki fasilitas bagi masyarakat untuk mengekspresikan diri.

“Sederhananya kebudayaan kota itu ya sebuah destinasi. Harus punya alamat yang bisa dibanggakan. Tentu masyarakat Budaya Malang akan menyambut baik jika rencana itu terlaksana dan tidak berhenti hanya jadi wacana,” pungkasnya.

Senada di atas, Praktisi Seni-Budaya Dr. Riyanto mengungkapkan, bahwa Dewan Kebudayaan Malang tidak hanya fokus bergerak di kesenian. Dewan Kebudayaan diharapkan mencakup seluruh kegiatan masyarakat. Terutama memberikan perhatian terhadap dunia mata pencaharian, agama dan penghayat, teknologi dan sebagainya.

“Bagian -bagian kerja Dewan Kebudayaan akan dipegang oleh ahli seni, ahli ekonomi, ahli teknik, ahli agama/ kepercayaan. Dengan demikian, Dewan Kebudayaan mampu memberikan masukan kepada pemerintah dalam bidang masing -masing,” urai pria juga menjabat Direktur UBTV dan Radio ini.

“Ini pekerjaan besar yang membutuhkan profesionalisme,” imbuhnya.(Hmz/Aka)