MALANGVOICE – Penyakit demam berdarah dengue (DBD) kerap terjadi saat musim hujan datang. Kasus DBD di Kota Batu pada tahun ini melonjak dibandingkan sebelumnya. Hingga pertengahan 2022, ditemukan 90 kasus.
Masyarakat diimbau untuk melakukan upaya pencegahan. Upaya pencegahan meliputi menjaga kebersihan, menguras genangan air, serta menutup tempat air yang bisa menjadi sarang nyamuk. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dinilai efektif menekan berkembang biaknya nyamuk.
“Kita melawan DBD, berarti harus menghilangkan genangan, baik yang ada di dalam rumah atau di perkampungan. Disitulah kita menggerakkan kebersamaan dengan memberikan semangat dan motivasi kepada masyarakat,” ujar Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso.
Baca juga: Sisa Dua Bulan Akhir Tahun Kota Malang Alami Inflasi
Baca juga: PSI ‘Disemprit’ Bawaslu Kota Batu Gara-gara Pasang Baliho Capres 2024
Baca juga: PWI Malang Raya Matangkan Persiapan Porwanas 2022
Menurutnya, faktor lingkungan yang kurang terawat menjadi penyebab potensial nyamuk berkembang biak. Sehingga salah satu langkah efektif mengatasi hal itu dengan melakukan pencegahan. Masyarakat diharapkan melakukan hal tersebut agar jentik-jentik tidak tumbuh menjadi nyamuk.
Punjul menginstruksikan camat, lurah, kepala desa dan kepala puskesmas untuk saling berkoordinasi mengenai kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat. Serta, tetap membina kedekatan dengan RT/RW dan lainnya dalam memberantas sarang nyamuk di lingkungan masing-masing.
“Karena ini merubah kebiasaan. Lewat PSN ini menjadi pijakan kami untuk melakukan kebersamaan dan memperhatikan lingkungan masing-masing. Kalau sekarang masyarakat tidak mau kerja bakti membersihkan saluran air, ya pasti bisa menimbulkan DBD,” tuturnya.
Baca juga: Selain Potensi Bencana, Masyarakat Diimbau Waspada Ancaman DBD
Baca juga: Anggaran Daerah Rawan Bencana Masih Minim
Baca juga: Meski Berudara Dingin, Kota Batu Catat Temuan 11 Kasus DBD
Baca juga: Kasus DBD Meningkat 3 Kali Lipat di Kota Batu, Satu Balita Meninggal
Lebih lanjut, terkait dengan upaya pencegahan DBD, dia mengatakan harus dilakukan secara optimal, mengingat Kota Batu merupakan kota pariwisata dengan kepadatan penduduk dan mobilitas yang tinggi.
“Penyakit DBD merupakan masalah kesehatan yang apabila tidak dikendalikan akan sangat berpotensi untuk menjadi kejadian luar biasa (KLB). Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan. Kami berharap jumlahnya semakin menurun,” ujarnya.
Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu, dr Susana Indahwati menambahkan, untuk menanggulangi DBD pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak puskesmas secara berkala. Juga melakukan pemantauan jentik bersama kader jumantik di setiap desa/kelurahan di Kota Batu.
Selain itu, pihaknya juga menggencarkan sosialisasi PSN 3M. Yakni menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain. Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air dan lain sebagainya.
Kemudian memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang menularkan demam berdarah. Karena nyamuk aedes aegypti bertelur di genangan air bersih.
“Ketika di suatu rumah ada yang menderita DBD, maka harus dilakukan penyisiran genangan air dengan radius 200 meter. Dengan tujuan agar tidak ada jentik nyamuk yang berkembang biak,” tuturnya.(der)