Kasus DBD Meningkat 3 Kali Lipat di Kota Batu, Satu Balita Meninggal

Pemantauan bak air rumah tangga untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti. (MVoice/Puskesmas Bumiaji)

MALANGVOICE – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Batu meningkat tiga kali lipat dibanding tahun tahun 2021 lalu. Hingga Agustus 2022, ditemukan 86 kasus DBD dan demam dengue (DD) sebanyak 155 kasus.

Hal itu diungkapkan Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Batu, Susana Indahwati. Berkaca pada tahun 2021 lalu, DBD terdapat 19 kasus dan DD sebanyak 46 kasus. Sementara angka bebas jentik (ABJ) sudah terealisasi 97 persen.

Melejitnya kasus DBD di Kota Batu pada tahun ini pun merenggut nyawa seorang balita. Menurut laporan Dinkes Kota Batu, balita tersebut meninggal setelah menderita Dengue Shock Syndrome (DSS) atau komplikasi infeksi DBD.

Baca juga : https://malangvoice.com/selain-potensi-bencana-masyarakat-diimbau-waspada-ancaman-dbd/

“Ada tiga kasus DBD, satu diantaranya mengakibatkan kematian balita berumur 5 tahun pada Juni lalu,” kata Susan.

Dinkes Kota Batu pun berupaya meminimalisir persebaran seiring tingginya kasus DBD. Upaya yang ditempuh salah satunya meningkatkan koordinasi dengan contact person RS. Sehingga data kasus DBD maupun DD dapat segera disampaikan ke Dinkes untuk selanjutkan dilakukan penyelidikan epidemiologi (PE).

“PE dilakukan sebagai upaya memutus rantai penyebaran kasus DBD dengan meningkatkan kewaspadaan masyarakat dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Selain itu Puskesmas secara berkala juga melakukan pemantauan jentik bersama kader jumantik di tiap Desa/Kelurahan se Kota Batu,” terangnya.

Baca juga :https://malangvoice.com/meski-berudara-dingin-kota-batu-catat-temuan-11-kasus-dbd/

Pihaknya juga menggencarkan sosialisasi PSN 3M. Yakni menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain. Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya.

Serta memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang menularkan demam berdarah. Karena nyamuk aedes aegypti bertelur di genangan air bersih.

Selain itu Susan meminta ketiga suatu rumah ada yang menderita DBD, maka harus dilakukan penyisiran genangan air dengan radius 200 meter. Dengan tujuan agar tidak ada jentik nyamuk yang berkembang biak.

Baca juga : Nilai Obat Kedaluwarsa Dinkes Kota Batu Bengkak Hingga Rp500 Juta

“Sedangkan untuk plus-nya kami minta masyarakat dengan kegiatan pencegahan DBD seperti menaburkan bubuk larvasida atau abate, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur dan menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk,” urainya.(der)