Tak Hanya Cepat, Penanganan Kegawatdaruratan Harus Tepat

Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional

Simulasi penanganan kegawatdaruratan. (Muhammad Choirul)
Simulasi penanganan kegawatdaruratan. (Muhammad Choirul)

MALANGVOICE – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang tak ingin peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional menjadi seremonial belaka. Karena itu, simulasi penanganan kegawatdaruratan digelar di depan Balai Kota Malang, Rabu (26/4).

Kepala BPBD, J Hartono, menegaskan, simulasi ini diselenggarakan agar para pihak terkait sigap mengambil langkah ketika terjadi bencana. Penanganan yang dibutuhkan, lanjut dia, tidak hanya perlu cepat, tetapi juga tepat.

“Maka tadi disimulasikan melibatkan stakeholders terkait, termasuk TNI-Polri, pengusaha, relawan, dan komunitas,” ungkapnya.

Dalam kegiatan itu, setiap personel yang bertindak sebagai Tim Reaksi Cepat lebih dulu mengidentifikasi korban. Setelah itu, disematkan pita atau kain dengan warna tertentu untuk menunjukkan kondisi korban.

“Kalau merah itu tandanya luka parah, jadi menjadi prioritas didahulukan. Ada yang warna hitam, berarti sudah meninggal, sehingga penanganan ditunda dulu sementara,” paparnya.

Selain itu, ambulance yang membawa korban pun tidak harus diluncurkan ke rumah sakit. Pengobatan bisa dilakukan di mana saja asal memenuhi kriteria tertentu.

“Bisa cari tempat paling aman. Maka perlu kajian cepat dan tepat saat penanganan,” urainya.

Pria berkacamata ini menyebut, setidaknya 700 orang terlibat dalam rangkaian simulasi ini. Jumlah itu sudah melalui pembatasan. Pasalnya, antusias para pihak amat tinggi mengikuti simulasi kali ini.

“Karena komunitas relawan sangat banyak, bahkan rumah sakit mau ikut semua. Jadi kami batasi karena keterbatasan waktu dan tempat,” imbuhnya.