‘Hantu’ Itu Bernama Pokemon Go

Oleh: Amran Umar *)

MALANGVOICE-Demam Pokemon Go begitu menggemparkan jagat raya. Semua kalangan, mulai anak-anak, orang dewasa dengan latar belakang pekerjaan berbeda-beda, mulai pejabat publik, artis, pemain sepakbola, termasuk ada rumah sakit (RS) di Amerika yang memanfaatkan Pokemon Go sebagai alat untuk melakukan terapi fisikpasienya.

RS anak CS Mott, di University of Michigan Health System (UMHS) itu, memakai Pokemon Go untuk memicu anak-anak bergerak meninggalkan tempat tidurnya, dan meringankan perasaan tertekan karena ada di rumah sakit. Yang pasti, seluruh dunia saat ini dihebohkan game ‘hantu’ bernama Pokemon Go.

Apa itu Pokemon Go?

Mungkin sebagian dari kita sudah mengenal apa itu Pokemon? terlebih yang lahir di tahun 90-an. Pokemon merupakan anime yang menggunakan binatang sebagai petarungnya. “Secara definisi, Pokemon adalah berbagai jenis makhluk hidup dalam berbagai bentuk dan ukuran yang hidup di alam liar. Dan kebanyakan dari Pokemon itu tak dapat berbicara, kecuali bersuara menyebut namanya sendiri.” (Source: www.pokemon.com/us/parents- guide/). Berikut Cara Bermain Pokemon Go di perangkat Android dan iOS atau iPhone.

Karena itu saya katakan, game ini ibarat hantu di kalangan penggunanya yang selalu penasaran akan isinya. Pokemon adalah permainan di mana manusia dapat menangkap hewan liar yang nantinya dapat dijadikan peliharaan, dengan menggunakan kandang berbentuk seperti bola warna putih dan merah. Pokemon Go dirilis oleh Nintendo, mengambil latar dunia nyata sebagai tempat para pemain atau disebut ‘trainer’ untuk memulai petualangannya.

Kontroversi Pokemon Go

Baru-baru ini Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chrisnandi, mengeluarkan surat edaran yang bisa dikatakan sangat lucu. Betapa tidak, seorang menteri mengeluarkan surat resmi hanya untuk melarang pejabat publik bermain Pokemon Go.

Tapi, kalau dilihat dari sisi lain, ini hal wajar, mengingat banyak kalangan PNS di negeri ini yang demam akan game ini, sehingga benar apa yang dilakukan pak menteri,karena yang ditakutkan kinerja PNS tidak maksimal, karena sibuk dengan game baru ini.

Lain lagi yang dilakukan Menteri  Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana, yang akan melakukan kajian terkait dampak dari permainan Pokemon Go, khususnya di kalangan anak dan remaja.

Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah di atas patut kita apresiasi dan kita jangan mengesampingkan bahwa perkembangan teknologi, terutama game, akhir-akhir ini sangat luar biasa pesat, dan dalam hal ini kita patut mengapresiasi upaya pembuat game, karena inovasi kreatif untuk mengikuti perkembangan teknologi, seperti disampaiakan Luhut Binsar Panjaitan di salah satu media online.

“Sekarang teknologi berkembang sangat cepat. Kemarin kita lihat Uber, Gojek, sekarang ada Pokemon. Nanti kita tidak tahu, besok ada apa lagi,” kata Luhut. Maka kitatak bisa menghindar dari hal-hal yang berbau teknologi, karena ini sudah zamannya.

Hal yang perlu kita lakukan adalah bagaimana mengatur waktu agar tidak ketergantungan pada game, terutama anak-anak, agar tidak mengganggu waktu belajarnya. Bagi yang bekerja tidak mengganggu aktitas kerjanya, dan bagi yang sudah berkeluarga, bagaimana caranya agar tidak selalu bersama Pokemon Go, tapi keluarga harus yang utama dari sekedar game.

Peranan orang tua dan guru dalam hal ini sangat urgen, mengingat sasaran dari game ini anak-anak sekolahan. Ingat, Pokemon Go selalu menghantui masa depan anak-anak. Memang kita tidak memungkiri game ini bukan hanya memiliki dampak negatif, tapi juga positif, seperti yang dilakukan di rumah sakit Amerika Serikat itu.

Maka dari itu, kita harus mampu mengatur dan menggunakan waktu sebaik mungkin ke depanya, demi masa depan kita, masa depan anak kita dan dan keluarga kita.

*) Mahasiswa Fakultas Teknik, Ketua PMII Unisma 2015/2016

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait