MALANGVOICE – BPBD Kota Batu melaporkan amblesnya bangunan SD/SMP Satap Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji akibat pergerakan tanah pada Jumat (2/12)/sekitar pukul 08.00.
Berdasarkan kajian BPBD, amblesnya tanah mengakibatkan kerusakan bangunan seluas 500 meter persegi. Bagian lantai maupun dinding bangunan mengalami keretakan. Bahkan di bagian dinding kamar mandi turut ambrol.
“Gerakan tanah mengakibatkan seluruh penjuru bangunan sekolah rusak berat imbas pergerakan tanah,” ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu, Achmad Choirur Rochim.
Baca juga:
Divif 2 Kostrad Gelar Media Gathering Perkuat Sinergitas
Bentuk Satgas untuk Mempercepat Sertifikat Tanah Wakaf
RS Lavalette Ajari Wartawan Pahami Teknik PP Kegawatdaruratan
Jalur Penghubung Batu-Malang Ambles, Perbaikan Ditargetkan Rampung Akhir Tahun
Topografi Dusun Brau berkontur perbukitan sehingga riskan memicu tanah labil ketika curah hujan tinggi. Sehingga air yang terkonsentrasi menambah massa tanah. Lambat laun pada titik tertentu mengakibatkan pergerakan tanah.
“Curah hujan yang tinggi mengakibatkan tanah kehilangan daya penopang sehingga bangunan ambles. Beruntung tak ada korban jiwa,” imbuh dia.
Berdasarkan kajian BPBD, Dusun Brau merupakan area di wilayah Kecamatan Bumiaji dengan tingkat kerawanan tinggi mengalami tanah labil. Bahkan pada 2021 ditemukan 13 titik rawan longsor atau rekahan tanah berpotensi bahaya di dusun sentra penghasil susu sapi perah itu.
Jangkauan 13 titik potensi kerawanan itu diketahui berdasarkan kajian geoseismik oleh BPBD Jatim menggunakan alat seismograf. Tindakan itu dilakukan saat proses pencarian lokasi pembangunan hunian sementara (huntara) bagi 15 KK di Dusun Brau. Para warga terdampak itu harus dievakuasi karena tempat tinggalnya rawan ambles.
Sementara itu, peristiwa amblesnya gedung sekolah satap itu pernah terjadi pada awal Februari 2021 lalu. Saat itu terlihat retakan kecil di tembok sekolah. Retakan itu lama kelamaan bertambah dan makin menganga tersebar di beberapa bagian. Mulai dari lorong kelas, kamar mandi, ruang guru dan ruang komputer.
Pada peristiwa kali ini, seluruh penjuru bangunan mengalami kerusakan berat. BPBD, lanjut Rochim, merekomendasikan agar didirikan tenda darurat untuk kegiatan belajar mengajar. Selain itu, dilakukan pula kajian lanjutan potensi gerakan tanah susulan.
“Kami tidak menyarankan pembelajaran di dalam gedung sekolah. Karena khawatir ada potensi pergerakan tanah susulan,” tukas dia.(end)