120 Pengungsi Kerusuhan Wamena Tiba di Malang Ditemui Khofifah

Suasana kedatangan pengungsi kerusuhan Wamena di kantor Bakorwil III Malang Pemprov Jatim, Rabu (2/10). (Aziz Ramadani MVoice)
Suasana kedatangan pengungsi kerusuhan Wamena di kantor Bakorwil III Malang Pemprov Jatim, Rabu (2/10). (Aziz Ramadani MVoice)

MALANGVOICE – Sejumlah 120 (105 dewasa dan 15 anak – anak) pengungsi kerusuhan Wamena asal Jawa Timur tiba menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU di Bandara Abdulrachman Saleh Kabupaten Malang, Rabu (2/10). Mereka langsung didata untuk pemulangan ke daerah asal masing-masing di Kantor Bakorwil Malang.

Ratusan pengungsi datang di kantor Bakorwil III Malang Pemprov Jatim sekitar pukul 16.00 WIB. Setelah menikmati santap makan, petugas Dinas Sosial melakukan pendataan. Sebagai tanda sudah terdata, petugas mencap stempel pada tangan masing-masing.

Mayoritas pengungsi terlihat lelah. Diduga keletihan akibat perjalanan selama proses evakuasi. Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa tampak menyapa setiap pengungsi.

Sementara itu, salah seorang pengungsi Tina (40) warga domisili Banyuwangi menuturkan saat kerusuhan sekitar pukul 09.00 WIB, Senin 23 September, ia sedang berjualan di toko kelontong yang menjadi satu dengan rumahnya di jalan Hom-Hom Wamena. Mendengar ada massa kerusuhan, Ia dan saudaranya bersembunyi di dapur.

“Rumah kami dilempari batu besar – besar,” tuturnya.

Setelah dirasa tenang, Tina dan keluarganya serta tetangga memutuskan mengungsi ke tempat lebih aman.

“Kami dibantu diselamatkan orang-orang Biak (warga Papua),” jelasnya.

Hal senada juga disampaikan Ahmad Suja, warga domisili Sampang Madura ini mengaku selamat bersama istri dan seorang anaknya mengungsi ke Koramil terdekat. Tidak ada satupun harta benda yang selamat.

“Yang penting menyelamatkan keluarga dulu,” kata pria yang bekerja sebagai tukang ojek ini.(Der/Aka)