Widayati Sutiaji: Hak Politik Perempuan Rentan Imbas Minimnya Pengetahuan

Wali Kota Malang Sutiaji beserta Ketua TPP PKK Kota Malang Widayati Sutiaji menghadiri Peningkatan Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilu Bagi Pemilih Perempuan di Hotel Savana, Rabu (13/3). (Humas Pemkot Malang)

MALANGVOICE – Pemilih perempuan sangat rentan untuk kehilangan perannya sebagai subjek dalam pemilihan umum. Hal ini terjadi karena sebagian besar perempuan pemilih terkadang tidak memiliki kuasa atas dirinya.

Hal ini diungkapkan Ketua TP PKK Kota Malang Widayati Sutiaji saat menjadi narasumber Peningkatan Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilu Bagi Pemilih Perempuan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Malang di Hotel Savana, Rabu (13/3).

Perempuan juga penasehat GOW Kota Malang ini menjelaskan, kualitas partisipasi pemilih perempuan dalam pemilu masih sangat rendah. Padahal dari aspek regulasi, sistem pemilu dan data-data tentang pemilih perempuan itu menunjukan bahwa perempuan memiliki kesempatan dan peluang.

“Sejatinya demokrasi yang sehat memberikan hak dan kesempatan yang sama bagi laki-laki dan perempuan untuk berpartisipasi dalam pemilu,” kata Widayati.

Menurutnya, saat masih lajang, perempuan berada dalam kuasa orang tuanya. Setelah menikah, mereka berada dalam kuasa suami. Orang tua, terutama ayah dan suaminya kemudian yang memutuskan banyak hal terkait kehidupan perempuan.

“Oleh karenanya saat menggunakan hak pilihnya, perempuan sangat rentan untuk mengalami pengaruh dari suami dan orangtuanya. Sehingga mereka tidak dapat secara bebas dan mandiri menentukan pilihannya,” sambung dia.

Ketidakmandirian perempuan, lanjut dia, dalam memilih menjadi semakin mutlak. Terutama saat perempuan tidak berdaya secara politik karena rendahnya pengetahuan mereka terhadap hak-hak politiknya.

Maka untuk memberdayakan perempuan sebagai pemilih mandiri dan dapat menjadi subjek dalam pemilihan umum. Perlu pendidikan politik bagi perempuan dan laki-laki, yakni pendidikan yang membuat perempuan menyadari hak-hak politik yang dimilikinya dan menjadikan laki-laki terutama suami atau ayah lebih menghargai dan menghormati hak-hak politik perempuan.

“Sehingga perempuan sebagai pemilih dapat sungguh-sungguh menjadi subjek,” pungkasnya.

Sementara itu, Walikota Malang Sutiaji mengapresiasi keikutsertaan pemilih perempuan yang selama ini telah berperan aktif. Ia juga mendorong para perempuan di Kota Malang untuk menjadi pemilih yang cerdas dan mengutamakan azas-azas pemilu dalam proses pesta demokrasi mendatang.

“Kompetensi, integritas dan moral harus menjadi point utama bagi kita dalam memilih calon-calon wakil rakyat pada pemilu mendatang,” tutup Sutiaji.