Tingkatkan Penghasilan Warga, Dosen Polinema Bantu Inovasi Kerajinan Bambu Desa Duwet

Aneka ragam kerajinan dari anyaman bambu yang telah dibuat, (Ist).

MALANGVOICE – Desa Duwet, Tumpang, Kabupaten Malang, memiliki cukup banyak pengerajin bambu yang terus membuat kerajinan. Namun, selama 30 tahun berjalan, pengrajin Desa Duwet hanya bisa membuat satu jenis produk yang memiliki harga ekonomis rendah, yakni besek bambu.

Hal itu menarik perhatian kalangan akademis dari Politeknik Negeri Malang (Polinema) untuk membantu meningkatkan potensi yang dimiliki Desa Duwet.

Melalui kegiatan pengabdian masyarakat dan mengandeng pengrajin ‘Bambu Manis’ Probolinggo, tim dosen yang terdiri dari Dr Muhammad Akhlis Rizza, Sapto Wibowo, Ferdian Ronilaya, Dr Ratna Ika Putri, Erfan Rohadi, dan Dimas Wahyu Wibowo, melaksanakan pelatihan inovasi anyaman bambu di Dusun Kedampul sejak bulan Juni 2021 lalu.

“Adanya pelatihan inovasi ini, para pengrajin dilatih untuk membuat produk dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi,” ujar Muhammad Akhlis Rizza dikutip dari website resmi Polinema, Ahad (25/7).

Dalam pelatihan tersebut banyak memberikan dasar-dasar pembuatan kerajinan anyaman bambu yang lebih beragam dan berkualitas tinggi. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan pengrajin di Desa Duwet.

Beberapa inovasi kerajinan dari bambu yang telah dikembangkan melalui pelatihan mulai dari peci bambu, tempat hantaran, kotak tisu, dan tempat buah.

“Saya berharap kerjasama antara Polinema dengan pengrajin anyaman bambu Desa Duwet dapat terus ditingkatkan karena Pemerintah Desa Duwet bermaksud untuk mewujudkan Desa Duwet sebagai desa wisata anyaman bambu,” tandasnya.(der)