Tanam Cabai Strategi Antisipasi Laju Inflasi

MALANGVOICE– Strategi untuk menekan lonjakan inflasi perlu dilakukan. Pemkot Batu menyiapkan sebanyak 15 ribu bibit cabai yang akan ditanam di desa/kelurahan se Kota Batu. Lantaran fluktuasi harga komoditas pangan itu berkontribusi signifikan terhadap laju inflasi.

Penanaman cabai di Kota Batu diawali di Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji (Kamis, 24/4). Kegiatan tersebut turut dihadiri Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto dan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Batu, Siti Siti Fauziah Nurochman serta Kepala Distan-KP Kota Batu, Heru Yulianto serta Kades Bulukerto, Suhermawan.

Soroti Pentingnya Koherensi Pra-Ajudikasi, Prof Deni Tegaskan Fondasi Keadilan Pidana

Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto menuturkan, penanaman cabai akan dilakukan secara masif. Kegiatan tersebut ditujukan untuk mengantisipasi inflasi, bukan sekedar acara seremonial. Apalagi menjelang musim kemarau, perawatan cabai relatif lebih mudah. Berbeda saat di masa musim penghujan.

“Cara ini bisa mencegah inflasi. Karena kebutuhan pokok itu diantaranya adalah cabai, bawang merah, bawang putih, tomat dan lainnya,” katanya.

Menurutnya, tanaman-tanaman tersebut bisa tumbuh subur di pekarangan rumah warga Kota Batu. Melihat hal tersebut, dia meminta warga Kota Batu untuk turut menanam bahan pokok tersebut di pekarangan rumahnya.

“Ketika ada kenaikan harga pasti yang paling terasa dampaknya adalah ibu-ibu. Beda lagi ketika punya pohon sendiri, ketika ada kenaikan harga maka bisa memetik dari pohon tersebut,” urainya.

Ketua Tim Penggerak PKK Kota Batu, Siti Fauziah Nurochman berkeyakinan gerakan menanam cabai akan membawa hasil optimal. Pihaknya akan membentuk tim monitoring memantau proses pasca tanam agar membuahkan hasil maksimal saat masa panen. Lantaran pada tahun-tahun sebelumnya, cabai yang ditanam tumbuh keriting.

“Maka tahun ini kami ingin benar-benar memantau prosesnya agar hasilnya maksimal. Cabai tidak hanya dibagikan, tapi kami juga akan kawal sampai panen. Kami ingin tahu dan memastikan bahwa cabai ini benar-benar menghasilkan,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Distan-KP Kota Batu, Heru Yulianto menambahkan, untuk mewujudkan target tersebut, Kota Batu dikaruniai kondisi lingkungan yang mendukung. Sehingga hampir semua tanaman bisa hidup di Kota Batu termasuk cabai.

“Penanaman cabai serentak ini dilakukan dalam rangka stimulan mencegah inflasi. Dimana cabai merupakan penyuplai inflasi yang cukup besar,” tuturnya

Heru merinci, dalam penanaman cabai serentak ini, pihaknya membagikan sebanyak 4.500 batang cabai di Kecamatan Batu, 4.750 batang cabai di Kecamatan Juneejo dan 5.750 batang cabai di Kecamatan Bumiaji.

“Kota Batu merupakan salah satu daerah sentra penghasil cabai di Jatim. tahun 2024 lalu, produksi cabai besar di Kota Batu 21 ribu kuintal, cabai merah kriting sebanyak 169 kuintal dan cabai rawit mencapai 11 ribu kuintal,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dia juga mengungkapkan, tanaman cabai merupakan tanaman yang cukup spesifik. Di kawasan dataran rendah bisa panen dalam waktu 70-75 hari. Sedangkan di wilayah dataran tinggi baru bisa panen 4-5 bulan.

“Setelah panen perdana, cabai bisa panen delapan sampai 20 kali. Satu batang cabai bisa menghasilkan 1 ons hingga 1 kilogram cabai sekali panen. Lalu satu hektare lahan bisa ditanami hingga 9 ribu batang cabai. Ini sangat menguntungkan jika ingin bisnis tanaman cabai,” pungkasnya.(der)

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait