Situs Sekaran Terbengkalai, Tiga Institusi Ini Saling Lempar Tanggung Jawab

Kepala Disparbud Pemkab Malang, Made Arya Wedanthara. (Toski D)

MALANGVOICE – Silang sengkarut terjadi antara Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, dan Jasa Marga.
Ketiga institusi ini saling lempar tanggung jawab untuk menangani situs Sekaran di Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis.

Situs tersebut sempat digadang-gadang akan menjadi destinasi wisata sejarah baru karena bakal membuka pola permukiman di zaman kerajaan Singosari.

Disparbud mengaku hanya memasang atap untuk melindungi situs Sekaran tersebut, karena untuk penanganan selanjutnya berada di pihak BPCB Jawa Timur.

“Kami (Pemkab Malang) kan sudah membantu. Perintah Pak Bupati disuruh membuat atap. Kemudian karena itu (Situs Sekaran) berada di wilayah Jasa Marga, berarti sudah bukan wewenang Pemkab Malang,” ucap Kepala Disparbud, Made Arya Wedanthara, saat ditemui MVoice di Lobby Anusopati, Kompleks Pendopo Agung, Kabupaten Malang, Jalan Merdeka Timur, No.3, Kota Malang, Selasa (22/6).

Menurut Made, saat ini Disparbud akan melakukan koordinasi dengan BPCB Jawa Timur, menagih janji Jasa Marga selaku pengelola jalan tol untuk melakukan perbaikan dan perawatan situs Sekaran itu.

“Kami akan menagih janji Jasa Marga untuk mencukupi atau memperbaiki situs itu (Sekaran). Kemarin itu kan ada upaya dari BPCB, sekarang kami belum komunikasi lagi dengan BPCB, apa yang dicukupi oleh beliau (BPCB). Kita tidak bisa langsung melakukan apa-apa,” jelasnya.

Terpisah, Arkeolog Balai BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho mengaku BPCB Jatim sudah tidak mengelola situs Sekaran tersebut, dan mengembalikan pengelolaan ke Pemkab Malang.

“Tidak semua pengelolaan di BPCB. Kami meminta Pemkab Malang menetapkan sebagai cagar budaya dan sudah dilakukan,” katanya.

Wicaksono mengakui,situs Sekaran saat ini terkesan terbengkalai dan tak sesuai ekspetasi menjadi tempat wisata baru. Beberapa faktor menjadi penyebab, salah satunya dampak pandemi Covid-19.

“Memang di masa Covid-19 ini kita nggak tahu. Pemkab Malang sudah merencanakan tapi terkena refocusing. Itu keluhannya dan kendala penanganan situs Sekaran. Tidak hanya di Malang, semua pemerintahan kena refocusing,” ungkapnya.

Akan tetapi, lanjut Wicaksono, wilayah Kabupaten Malang bagian Pakis tersebut menyimpan sebuah misteri sejarah yang menarik untuk diungkap, terutama Situs Sekaran yang tipologi di area perumahan.

“Memang di Malang banyak temuan candi dan pentirtaan. Jarang sekali ketemu sebuah situs di permukiman. Sekarpuro hingga Madyopuro kerap ditemukan penemuan arkeologis bercirikan permukiman,” jelasnya

Pentunjuk-petunjuk sejarah perkembangan Kerajaan Singosari bisa dipelajari seiring dengan ditemukannya Situs Sekaran. Wicaksono menegaskan, BPCB Jatim masih serius mempelajari temuan sejarah tersebut.

“Kita harap dapat membuka fakta sejarah di Malang perihal masa Mpu Sendok pada masa terdahulu. Belum dikerjakan tapi nanti diharapkan dapat mengungkap hal tersebut,” tutupnya.(end)