Selama 2 Tahun, Angka Pengangguran Kota Batu Melonjak Tajam

Angka pengangguran di Kota Batu melonjak tajam. Lapangan pekerjaan di Kota Batu bertumpu pada sektor pariwisata. Sementara mayoritas pencari kerja lulusan di bidang pertanian. (MVoice/M. Noerhadi)

MALANGVOICE– – Angka pengangguran di Kota Batu melesat tajam dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Fenomena itu dipicu kelesuan perekonomian imbas gelombang pandemi Covid-19 sehingga terjadi PHK.

Berdasarkan data yang disajikan BPS Kota Batu, angka penganguran sebanyak 7.079 jiwa di tahun 2020. Lalu meningkat menjadi 8.101 jiwa di tahun 2021. Selanjutnya tercatat sebanyak 11.199 jiwa pada tahun 2022 lalu.

Kabid Tenaga Kerja Disnaker Kota Batu, Suyanto beralasan, meningkatknya angka pengangguran lantaran pencari kerja, terutama yang baru lulus sekolah enggan keluar Kota Batu. Sementara ketersediaan lapangan kerja di Kota Batu sangat terbatas. Belum lagi, mereka harus bersaing dengan pencari kerja (pencaker) dari daerah luar yang mencari kerja di Kota Batu.

“Dengan adanya kondisi itu, membuat posisi pencaker dari Kota Batu terdesak dengan para pencaker-pencaker dari kota lain. Sedangkan lowongan pekerjaan yang tersedia di Kota Batu juga kebanyakan tak sebanding dan tak sejalan dengan keahlian dan ijazah lulusan sekolah yang ada,” jelas Suyanto.

Kliennya Dituding Gunakan Surat Palsu, Yayan Minta Polisi Tangguhkan Penyidikan

Kantor Imigrasi Malang Periksa Keimigrasian Kru dan Penumpang MV Ocean Odyssey

Sempat Terhenti, Program Sakura STIE Malangkucwcwara Diikuti 23 Mahasiswa Jepang

Tekan Angka Stunting, Intervensi Gizi Gencar Dilakukan saat Menginjak Bultim

Dia menambahkan, karena Kota Batu ini kota wisata, kebanyakan lowongan kerja yang ada di bidang perhotelan dan dunia pariwisata. Padahal angka lulusan terbanyak di Kota Batu ada di bidang pertanian. Sedangkan sektor pertanian lowongan kerjanya lebih sempit.

Menurutnya, naiknya angka pengangguran di Kota Batu bukan karena lulusan Kota Batu tak ingin bekerja di luar daerah saja. Namun efek pandemi juga menjadi penyebabnya.

“Tercatat para pendaftar kartu pra kerja tahun 2020 dan 2021 lalu, rata-rata pendaftar tersebut merupakan karyawan yang ter-PHK imbas efisiensi pegawai, karena adanya Covid-19. Sebagian besar yang di PHK berasal dari pekerja di area wisata,” ungkap dia.

Untuk menekan angka pengangguran, Kepala Disnaker Kota Batu Erwan Puja Fiatno mengatakan, pihaknya telah melakukan pelatihan-pelatian berdasarkan kompetensi yang dimiliki para pencaker. Khususunya bagi mereka yang mengalami PHK.

“Kota Batu juga sebenarnya butuh Balai Latihan Kerja (BLK). Saat ini sudah masuk RPJMD, mungkin tahun depan akan dibangun,” katanya.

Baca juga:
Perekonomian Lesu, Angka Pengangguran Terbuka Kota Batu Capai 5,93 Persen

Disnaker Kota Batu Catat 200 Pemohon Kerja ke Luar Negeri

Pengangguran Meningkat 6,5 Persen, Disnaker Kota Batu Baka Gelar Job Fair

Sementara itu, Wakil Ketua l DPRD Kota Batu Nurochman mengatakan, fenomena naiknya angka pengangguran itu disebabkan oleh multiplayer effect dikarenakan pandemi. Masa pandemi Covid-19 memang berdampak sangat besar terhadap perekonomian masyarakat.

“Peningkatan angka pengangguran ini tidak boleh dianggap sepele. Maka Pemerintah Kota Batu harus segera melakukan pemetaan,” katanya.

Pemetaan tersebut dilakukan agar segera diketahui variabelnya. Berapa jumlah korban PHK dan berapa jumlah keterserapan angkatan kerjanya. Kemudian faktor-faktor pekerjaan yang tersedia, peluang dan potensi apa yang bisa diambil sebagai kebijakan. Karena itu, harus ada intervensi kongkrit dari pemerintah daerah untuk segera mengurai lonjakan angka pengangguran tersebut.

“Disamping itu pemerintah perlu membuat kajian tentang potensi usaha rintisan atau bisnis start up di bidang property, pertanian dan trasportasi bagi angkatan kerja potensial untuk membuka lapangan pekerjaan baru,” tandasnya.(der)