Sempat Terhenti, Program Sakura STIE Malangkucwcwara Diikuti 23 Mahasiswa Jepang

Koordinator dan pendamping Mahasiswa Kanda University, Prof Suyoto memberikan pengarahan sebelum acara pembukaan. (MVoice/Sapteng MN)

MALANGVOICE – Program Sakura STIE Malangkucwcwara yang sempet terhenti karena Covid -19, kembali dibuka. Sebanyak 23 mahasiswa Kanda University
Internasional Studies Jepang ini belajar Bahasa dan Budaya Indonesia secara langsung.

Selama sebulan, Program Sakura 2023 ini merupakan program intensif pembelajaran bahasa dan budaya Indonesia bagi penutur asing (BIPA).

“Program Sakura 2023 dirancang dengan dual system untuk mahasiswa Program Studi Bahasa Indonesia, Jurusan Bahasa Asia di Kanda University,” terang Prof Suyoto MM MPd, Penanggung jawab program Indonesian Studie Program (ISP) Malangkucecwara atau ABM.

Baca Juga:
Tekan Angka Stunting, Intervensi Gizi Gencar Dilakukan saat Menginjak Bultim

Bupati Malang Ubah Kantor PWI Pusat Jadi Pasar

Sekber Koalisi KIR Bakal didirikan di Malang Raya Menangkan Prabowo-Muhaimin

Pembukaan Program Sakura 23, Senin+6/2) kemarin kental dengan budaya Indonesia. Acara dibuka dengan Tari Remo. Tari khas Jawa Timur ini mampu menarik perhatian mahasiswa Jepang Angkatan 22 ini. Tidak hanya gerakannya namun juga kostum yang cukup mencolok.

Belum habis kekaguman mereka, tiga pesilat yang mahir memainkan tongkat dan senjata tajam tampil dengan tangkas.

“Seni tradisonal pencak silat ini merupakan kelas pilihan yang ditawarkan untuk mengembangkan minat dan bakatnya,” tambahnya.

Menurut Prof Suyoto, Program intensif BIPA Indonesian Studies Program (ISP) STIE Malangkucecwara ini menggunakan model pembelajaran CELUP TOTAL.

“Selama lebih kurang satu bulan efektif, mereka dicelupkan dalam unit-unit kegiatan pembelajaran yang 100 persen harus berbahasa Indonesia,” terangnya.

Selain setiap mahasiswa didampingi seorang peer-tutor, mereka juga ditempatkan dalam keluarga Indonesia (1home stay).

Diharapkan mahasiswa dapat memeroleh pengalaman belajar yang faktual, pragmatis, kontekstual, dan bermakna karena terlibati dan mengalami secara nyata dan langsung budaya Indonesia.

Diakuinya, untuk mendapatkan hasil pembelajaran bahasa secara optimal memang diperlukan pengenalan dan pahaman secara langsung.

Dengan cara belajar dan praktik secara langsung ini mahasiswa asing tidak sekadar menyerap unsur-unsur komunikasi namun juga santun berbahasa.

“Pendekatan itulah yang menjadi dasar penyelenggaraan program pembelajaran intensif yang dikemas dalam Program Sakura 2023,” tuturnya.

Sementara untuk pemahaman terhadap fakta kehidupan masyarakat dan kebudayaan, ISP STIE Malangkucecwara Malang menambah kegiatan kelas sosial dan kelas luar/ekskursi.

Kelas-kelas ini antara lain kelas sosial “Batik Tradisional” serta pedesaan dan ekskursi ke Gunung Bromo.(end)