Sebelum Pagelaran Wayang Krucil, Ritual Ini Wajib Dilakukan

Uborampe pertunjukan wayang krucil (Tika)
Uborampe pertunjukan wayang krucil (Tika)

MALANGVOICE- Sebelum melakukan pementasan wayang krucil, perangkat desa, termasuk dalang, harus melakukan ritual khusus terlebih dahulu.

Kades Gondowangi, Danis Setya Budi Nugroho, menjelaskan, biasanya mereka melakukan selamatan terlebih dahulu di punden atau makam keramat desa.

“Ada tumpengan dan sesaji khusus, wayang digelar di rumah pemilik. Sehari sebelumnya sudah harus ada selamatan,” jelasnya kepada MVoice.

Alumni Universitas Negeri Malang (UM) ini menjelaskan, biasanya ritual ruwatan wayang digelar setahun dua kali, saat bulan Syawal atau Suro-an.

“Tapi kalau intensitas pertunjukan bisa tujuh hingga sepuluh kali dalam satu tahun. Biasanya warga yang hajatan atau orang luar desa yang ingin menyaksikan wayang krucil,” jelas Danis.

Wayang krucil (Tika)
Wayang krucil (Tika)

Sementara itu, dalang wayang, Jain menjelaskan sebelum wayang ditampilkan sudah harus disiapkan sesajen khusus. Biasanya meliputi kembang telon (mawar merah, putih dan kenanga), air kembang, kelapa tua, pisang gajih, telur ayam kampung, dan kemenyan dan dupa.

“Ya sesajen pecok lengkap, namanya juga kepercayaan dan tradisi leluhur. Jadi kami pertahankan selama ratusan tahun,” jelas laki-laki yang sudah 40 tahun menjadi dalang wayang krucil ini.

Sesaat sebelum pertunjukan, juga diadakan selamatan kecil. Sajiannya berupa sego golong (nasi yang dibentuk bulat), urap-urap, tempe dan tahu dibumbu opor serta ayam.

“Dimakan bersama oleh pemain gamelannya. Kemudian baru pertunjukan dapat dilaksanakan. Kali ini kami mempertunjukkan lakon Kebo Marcuet Gugur, cerita dari kerajaan Majapahit,” jelas dalang generasi kesepuluh ini.

Sementara itu, salah satu penonton setia wayang krucil, Tupah, menjelaskan bahwa wayang ini bukan sembarang wayang. Bahkan dipercaya sebagai benda keramat yang bertuah.

Wayang krucil (Tika)
Wayang krucil (Tika)

“Anak kecil mainan wayang sembarangan, bisa jatuh sakit. Dalangnya juga jika salah membawakan laku wayangnya, juga bisa jatuh sakit,” tegasnya.