Rekonstruksi Jembatan Muharto dengan Teknik Retrofit

Kepala DPUPR Kota Malang, Hadi Santoso. (Aziz Ramadani MVoice)

MALANGVOICE – Pemkot Malang memastikan akan segera menangani Jembatan Muharto. Penanganan akan dilakukan rekonstruksi jembatan bekerja sama dengan Universitas Brawijaya.

“Iya dalam minggu minggu ini. Dan sesungguhnya selama ini kami (Pemkot melalui DPUPR) tidak diam. Karena diagnosa atas kondisi jembatan juga kami yang lakukan bekerjasama dengan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Malang Hadi Santoso dalam keterangan tertulisnya, Rabu (20/11).

Merespon itu, lanjut dia, DPUPR bekerjasama dengan Dinas Perhubungan juga melakukan langkah antisipasi awal dengan pemasangan portal untuk membatasi masuknya kendaraan besar di Jembatan Muharto.

Ia melanjutkan, bahwa hasil uji forensik dari Tim UB menunjukkan kapasitas jembatan turun hingga 40 persen. Maka sesuai dengan rekomendasi tim teknis akan direhab dengan metode Refrofit, yakni hasilnya mampu mengembalikan kondisi fisik seperti semula.
Menggunakan anggaran dari Belanja Tidak Terduga Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp 1,3 Milyar, penanganan jembatan Muharto ditarget tuntas 1 – 2 bulan.

” Selama pekerjaan arus tidak ditutup total, aktifitas tetap jalan. Namun pada saat titik tertentu (pengukuran elevansi) tidak boleh ada kendaraan lalu lalang sama sekali, dan diperkirakan dilaksanakan pada malam hari karena membutuhkan waktu kisaran 3 – 4 jam,” urainya.

Berdasarkan catatan hasil uji forensik Tim FT UB, lebar tidak dapat digunakan sebesar 1,5 meter diukur dari kanan kiri trotoar lantai kendaraan. Sedangkan beban kendaraan maksimal sebesar 3 ton (pick up).

Pria akrab disapa Soni itu juga menekankan tentang pasca penanganan. Meski kondisi jembatan telah kembali seperti semula, pihaknya tetap mengimbau kendaraan yang bertonase besar tidak melewati jalur tersebut.

” Artinya sebagus apa pun infrastruktur, tapi kalau perilaku kita tidak bijak maka jadi sia sia. Selain bijak berkendaraan, di Muharto (jembatan) ini juga perilaku buang sampahnya juga berdampak, ” kata Soni.

Perlu diketahui, dalam ilmu konstruksi sendiri terdapat istilah “retrofitting” yaitu metode atau teknik untuk melengkapi bangunan dengan memodifikasi atau me-restore dengan menambah bagian atau peralatan baru yang dianggap perlu karena tidak tersedia pada saat awal pembuatannya.
Teknik Retrofitting bertujuan untuk menyesuaikan kondisi atau keperluan baru terhadap bangunan seperti memperbaiki bangunan yang rusak, memperkuat bangunan, menambah ” dan lain sebagainya, tanpa harus membongkar total bangunan yang sudah ada. (Der/Ulm)