Puskesmas Janti Raih Government Award 2018 Berkat Brexit

penghargaan Innovative Government Award 2018 oleh Kementerian Dalam Negeri kepada Puskesmas Janti. (Istimewa)

MALANGVOICE – Puskesmas Janti meraih penghargaan Innovative Government Award 2018 oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Jakarta pada 7 Desember.

Penghargaan tersebut diperileh atas terobosan inovatif bagi disabilitas netra yang dinamakan Braille E-Ticketing Extraordinary Information (Brexit).

“Iya kemarin kami baru saja mendapatkan penghargaan dari Kemendagri terkait inovasi kami Ramah Disabilitas Netra. Karena inovasi ini baru pertama kali ada di Indonesia,” ujar Kepala Puskesmas Janti, Endang Listyowati saat ditemui di Kantornya, Senin (10/12).

Penyediaan sarana Brexit berupa pencetakan e-tiket dan papan nama ruangan dalam huruf braille merupakan langkah konkrit dalam mewujudkan pelayanan yang bermutu dan terjangkau sesuai misi ramah disabilitas netra.

Tak hanya itu, Puskesmas Janti juga menyediakan beberapa fasilitas bagi pasien tunanetra seperti, di antaranya yakni, guiding block atau jalur penuntun dan petunjuk bagi disabilitas tunanetra, dengan menggunakan ubin berwarna kuning dengan garis lurus dan bertekstur bulat.

“Dari depan gerbang puskesmas itu sudah ada guiding block, kemudian ada tangga khusus untuk disabilitas,” paparnya sembari menunjukkan lokasi guiding block.

Lanjutnya, saat masuk ke dalam puskesmas pasien disabilitas tunanetra telah disiapkan karpet merah untuk menuju ruang pemeriksaan maupun ruang tunggu ramah disabilitas.

“Ada karpet merah untuk akses jalannya,” paparnya.

Namun, tak hanya berfokus pada disabilitas netra saja, melainkan Puskesmas Janti ke depan rencananya bakal membuat ramah disabilitas yang lainnya.

“Harapannya di tahun 2019 sudah bisa mewujudkan tidak hanya ramah disabilitas netra saja melainkan semua disabilitas dapat terlayani dengan baik,” tegasnya.

“Di depan itu aksesnya kan sudah ada handrail itu kan sudah ada untuk pasien cacat fisik, kemudian untuk pasien tunarungu kami sudah punya sense antrean yang menyebutkan nomor antrean seperti di Bank. Karena pasien tunarungu itu kan hanya bisa melihat saja,” tandasnya. (Hmz/Ulm)