Prof Dr Sugiharto MS Dikukuhkan Jadi Guru Besar Pertama FIK UM dan Kedua di Indonesia

Keluarga bahagia Prof Sugiharto menjelang pengukuhan. (MVoice/Sapteng MN)

MALANGVOICE – Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Malang (UM) Prof Dr Sugiharto MS dikukuhkan, hari ini Kamis (19/1) sebagai Guru Besar Pertama FIK, di Gedung Graha Cakrawala UM.

Selain Prof Sugiarto, Sidang Senat Akademik UM, juga mengukuhkan tiga guru besar dengan berbagai bidang keilmuan, antara lain Prof Dr Primardiana Hermilia Wijayati MPd, Bidang Ilmu Pembelajaran Bahasa Jerman; Prof Dr Adi Atmoko MSi MPd, Bidang Ilmu Psikologi Pendidikan; dan Prof Dr Aman Santoso Bidang Ilmu Kimia.

Pada kesempatan tersebut para guru besar yang dikukuhkan diberikan kesempatan untuk menyampaikan orasi ilmiahnya.

Baca Juga:
Tangisan Haru Staf dan Karyawan Lepas Direktur RS Saiful Anwar

Dewan: Ini Tugas Prioritas yang Menanti Pj Wali Kota Batu

Ayah Tiri Cabul di Kota Batu Dituntut 15 Tahun Penjara

Sebagai Guru Besar pertama FIK UM, membuat Prof Sugiharto, sangat bersyukur apalagi di Indonesia ternyata hanya ada dua guru besar.

“Saya sangat terima kasih karena keberhasilan ini berasal dari rasa penasaran saya akan ilmu fisiologi olahraga,” ujarnya menjelang pengukuhan.

Menurutnya waktu menyelesaikan S-1, Sugiharto merasa kesulitan. “Saat menempuh Program S-2, saya merasa tertarik dan kepingin bisa,” tambah pria asal Tuban, Jawa Timur ini.

Baca Juga:
Dewan: Ini Tugas Prioritas yang Menanti Pj Wali Kota Batu

UiTM Malaysia Kunjungi FIK UM, Begini Kata Mereka

Preston Fest 2023, tayangkan Denny Caknan dan Belasan Musisi Top

Pada pidato pengukuhannya yang bertajuk Urgensi Fisiologi Olahraga dalam pengelolaan olahraga untuk meningkatkan kesehatan dan prestasi, menurutnya, para olahragawan belum memahaminya.

“Mereka belum memahami fungsi tubuhnya secara maksimal sehingga masih ditemui atlet yang kelelahan ditengah pertandingan bahkan ada yang meninggal terkena serangan jantung,” jelasnya.

Diakuinya, selama ini fisiologi olahraga dianggap barang yang langka, padahal akan menjadi ilmu yang digunakan untuk mengelola tubuh supaya olahraga menjadi lebih baik.

Peningkatan prestasi tambah Sugiharto, dasarnya dari ilmu fisiologi olahraga karena fisiologi olahraga bagian dari sports sience.

“Kalau kita mau olahraga tapi tidak mengetahui fungsi tubuh, resikonya akan menjadi tinggi. Misalnya fungsi jantungnya cuma segini tidak boleh dipaksakan kemampuannya,” tutur pengurus KONI Kota Malang ini.

Menurutnya olahraga itu berat karena menimbulkan stres hingga membuat kortisolnya meningkat dan mengganggu otot tubuh yang mempengaruhi kemampuan psikologisnya sehingga tidak konsentrasi.

“Jika metode mengelola fungsi tubuh diterapkan maka tidak mudah lelah dan dipastikan akan berprestasi dan sehat. Sekarang ini prestasinya yang digenjot kesehatannya diabaikan,” jelasnya.

“Bagaimana mau berprestasi kalau belum sehat. Padahal sehat ini sebagai dasar. Setelah jasmaninya baik saat hight performen dengan pola latihan apapun pasti aman,” ujarnya.

“Olahraga itu pasti teknik, taktik dan psikologis. Sebaiknya membuat program latihan kemudian dianalisis dan menerapkan ilmu fisiologi supaya latihan ini tidak sekedar orestasi tapi sehat untuk selamanya,” tutupnya.(end)