MALANGVOICE – Penyelidikan kasus kecelakaan kerja proyek RSI Unisma terus berlanjut. Polisi menyatakan penyelidikan kasus ini sudah 70 persen.
KBO Reskrim Polresta Malang Kota, Iptu Rudy Hidajanto, mengatakan, total ada 15 orang diperiksa untuk dimintai keterangan. Itu semua termasuk keluarga korban, saksi mata di lapangan, dan terakhir tontraktor PT Dwi Ponggo Seto, yayasan Unisma, dan Direktur RSI Unisma.
“Perjalanan ini sudah 70 persen mulai mengerucut lagi. Kami masih belum bisa mintai keterangan korban lain karena baru saja pulang dari rumah sakit setelah menjalani perawatan,” kata Rudy, Jumat (25/9).
Dalam pemeriksaan 15 saksi itu, polisi menyimpulkan pihak yang seharusnya bertanggung jawab adalah PT Dwi Ponggo Seto. Rudy mengatakan, pihak yayasan dan Direktur RSI Unisma menyerahkan semua proyek ke PT Dwi Ponggo Seto sehingga teknisnya langsung dipegang kontraktor.
Dengan begitu, penyelidikan ini sudah mulai mengerucut kepada penentuan tersangka.
“RSI Unisma ini hanya terima kunci istilahnya atau yang menggunakan jasa. Sedangkan yayasan itu yang memberikan kontrak kerja,” ujarnya.
“Sementara kalau kita lihat yang bertanggung jawab atas kejadian masih dari PT Dwi Ponggo Seto. Dari PT siapa yang bertanggung jawab bisa personal. Apa betul lalai karena personal operator atau pengawasnya,” ia menambahkan.
Kendati demikian, Polresta Malang Kota bakal tetap hati-hati dalam menangani kasus ini. Rudy tak ingin salah sasaran dalam menetapkan tersangka.
“Makanya kami sangat hati-hati sekali. Kami masih menunggu hasil labfor serta keterangan saksi kunci dari para korban yang lain,” kata Rudy.
Diberitakan sebelumnya, kecelakaan kerja proyek RSI Unisma pada awal September lalu menelan lima korban tewas. Sedangkan enam lainnya luka-luka.
Ke-11 pekerja itu jatuh dari lift lantai 4 proyek karena diduga tali sling lift putus. Pembangunan proyek bangunan senilai Rp57 miliar itu terpaksa dihentikan sementara sambil menunggu penyelidikan usai.(der)