Pemkot Malang Gelar Festival MBOIS, Bantu Geliatkan UMKM Di Masa Pandemi Covid-19

Kominfo Pemkot Malang
Kominfo Pemkot Malang

MALANGVOICE – Kembali meningkatkan ekonomi di Kota Malang, festival MBOIS digelar untuk ke-6 kalinya. Kegiatan ini dilakukan secara hybrid karena masih berada di situasi pandemi Covid-19.

Kegiatan ini diselenggarakan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang mengandeng Malang Creative Fusion (MCF) dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Malang di Indigo Space Malang, Jalan Jendral Basuki Rahmat, Kota Malang, Senin (22/11).

“Ekonomi kreatif sebagai denyut nadi Kota Malang, terlebih Malang memiliki industri kreatif berkelas dunia di era digital saat ini,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Malang Dwi Rahayu mewakili Wali Kota Malang, Sutiaji dalam sambutan.

Ketua Dekranasda Kota Malang, Widiyawati turut hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, untuk Sumber Daya Manusia (SDM) di Kota Malang dianggap sangat luar biasa utamanya dalam industri kreatif. Kegiatan spektakuler itu juga mengandeng Tokopedia untuk memasarkan produk UMKM dan IKM yang ada di Grand Show festival MBOIS ke-6 itu.

“Pemerintah hadir di sini untuk memfasilitasi itu semua, salah satunya kita menemukan membuat pelatihan kita membuat produk itu sendiri, pemerintah hadir membuat fasilitas, packaging yang bagus, bagaimana pemasarannya secara online. Alhamdulilah hari ini bisa mengandeng Tokopedia untuk mempublish produk-produk dari UMKM, IKM di Kota Malang,” ujarnya.

Widiyawati menambahkan, kreasi yang out of the box sangat dikagumi pasar. Salah satu contoh yang disebut yakni produk yang tercipta dari bahan dasar daur ulang seperti tas berhias sumbu kompor, dan kalung yang terbuat dari bekas kaleng.

Live musik Festival Mbois. (istimewa)

“Kreativitas tanpa batas seperti ini yang menghadirkan nilai tambah ekonomi berlipat dari produk-produk kebanggaan Kota Malang,” imbuhnya.

Kepala Diskopindag Kota Malang, Muhammad Sailendra menjelaskan kali ini festival Mbois mengangkat simbol topeng gunung Sari dari lakok Panji Malangan yang digabungkan dengan VR Glass sebagai simbol perpaduan budaya dan teknologi di era globalisasi.

Perlu diketahui Gunung Sari sendiri merupakan salah satu tokoh ksatria Jawa yang patut dijadikan panutan.

“Acara ini mengeksplorasi filosofi tersebut dalam wujud kolaborasi kekayaan kreatif Malang dan Indonesia untuk mewujudkan Indonesia Maju,” ucap Sailendra.

Sementara itu, Koordinator Malang Creatif Fusion Vicky Arief menambahkan festival Mbois ke-6 kali ini pertama kali digelar secara Hybrid setelah pada tahun 2020 lalu diadakan full online.

“Tahun ke-6 kali ini memang berbeda karena situasi pandemi Covid-19 dan kita pun juga ada pembatasan, akhirnya kita gunakan konsep Hybrid,” imbuhnya.

Kondisi pandemi kali ini ternyata tidak menyurutkan semangat panitia Mbois untuk mensukseskan kegiatan tersebut. Terlihat panitia menunjukkan kemampuan maksimal saat menyiapkan kegiatan yang berjalan cukup meriah itu.

“Yang menarik ditahun ini isu pemulihan ekonomi nasional, salah satunya adalah Malang pulih melalui suatu kegiatan yaitu live shoping. Harapannya bagaiama UMKM itu tidak dirumitkan dengan bagaimana mereka menjual produk, tapi dibantu banyak influencer dari temen-temen media dan banyak lagi dengan live shoping,” tandas Vicky.

Sebagai informasi, Festival Mbois turut diramaikan dengan sejumlah rangkaian kegiatan, mulai dari Creative Talk, Malang Mbois Pillow Festival 2021, Mbois Live Shopping, dan Mbois Playlist. Semuanya digelar untuk mewadahi peran dan apresiasi bagi insan kreatif dari 17 subsektor ekonomi kreatif di Kota Malang.(der)

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait