Patuhi Prokes, Gereja Jago Lawang Gelar Natal dengan Konsep Tiga Kartu Berwarna

Suasana gereja Jago Lawang. (Toski D).

MALANGVOICE – Salah satu gereja tertua di Kabupaten Malang, Gereja Jago akan menggelar Ibadah Misa Natal tahun 2020 dan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Gereja yang juga disebut Gereja Santa Perawan Maria Tak Bernoda Lawang memiliki cara tersendiri untuk melakukan Ibadah Misa Natal. Caranya dengan memberikan tiga warna kartu ke jemaat gereja untuk membatasi jemaat yang hadir karena untuk mengantisipasi kerumunan di Gereja pada masa pandemi Covid-19.

“Dalam pelaksanaan ibadah Misa Natal nanti ada tiga kartu yang kami bagikan, yakni warna kuning, hijau, dan merah muda atau pink. Untuk setiap kartu kami cetak 300-an, dan kami bagikan ke para jemaat,” ungkap Pastor Kepala Paroki Gereja Jago, Romo Petrus Prihatin Pr. saat ditemui awak media, Kamis (24/12).

Dengan pemberian kartu tersebut, lanjut Petrus, diharapkan dapat meminimalisir terjadinya penyebaran Covid-19, karena kartu tersebutlah nanti yang akan menjadi ‘tiket’ masuk jemaat untuk bisa mengikuti ibadah misa di Gereja Jago.

“Itu cara kami melakukan pembatasan. Jadi nanti tidak semua jemaat bisa masuk, yang bisa masuk itu yang punya kartu tertentu saja, itu sesuai kuota di Gereja ini, kan hanya 900-an jemaat yang bisa ditampung. Karena ada kartu ini jadi hanya 300 atau 30 persen dari total kuota,” jelasnya.

Sementara itu ibadah misa di Gereja yang sudah berumur 100 tahun lebih itu sendiri dilakukan tiga kali. Yakni Kamis (24/12) pada pukul 17.00 dan 20.00 dan juga Jumat (25/12) jam 07.00 pagi. Sesuai dengan konsep tiga kartu tersebut, dan untuk tempat duduk di dalam Gereja pun sudah disesuaikan dengan protokol kesehatan. Terdapat sekat berupa plester berbentuk silang di setiap tempat duduk.

“Jam 17.00 itu untuk jemaat yang mempunyai kartu kuning, terus jam 20.00 itu jemaat yang mempunyai kartu pink yang bisa masuk dan besok 25 Desember jam 07.00 pagi jemaat yang punya kartu hijau. Jadi setiap bangku yang awalnya bisa diduduki 5 sampai 6 orang, sekarang cuma 2 sampai 3 saja. Kami jaga jarak,” terangnya.

Selain itu, tambah Petrus, para jamaat sebelum masuk ke dalam Gereja, musti dicek suhu tubuhnya melalui thermo gun.

“Para jamaat harus mencuci tangan, menggunakan masker. Apabila tidak membawa, sudah kami siapkan masker untuk jemaat,” tukasnya.(der)