Parah, Wartawan Sempat Dilarang Masuk Venue Voli Indoor

Belasan awak media tertahan di luar GOR Sabilulungan Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung. (Muhammad Choirul)

MALANGVOICE – Profesionalitas pelaksanaan PON XIX/2016 Jawa Barat (Jabar) patut dipertanyakan. Selain banyaknya penundaan yang terjadi di beberapa cabor, compang-campingnya pelaksanaan makin terlihat hari ini (29/9), saat digelar final bola voli indoor putra dan putri.

Dalam laga yang dihelat di GOR Sabilulungan Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, belasan wartawan sempat tertahan di luar arena. Kecuali pintu penonton, segala akses masuk ditutup.

Sementara itu, tribun penonton sudah penuh sesak, sehingga tidak memungkinkan bagi awak media menjalankan tugas jurnalistik di tempat itu. Sedangkan pintu lain tidak ada yang bisa dilewati.

Beberapa wartawan sempat adu mulut dengan petugas penjaga. “Tim saya sudah di dalam, tinggal saya, masa saya nggak boleh masuk?” keluh reporter Kompas TV yang enggan disebut namanya.

Sementara itu, petugas keamanan sempat menyahut dengan alasan yang tidak rasional. “Kalau mau liputan harusnya datang dari tadi,” kata salah satu petugas.

Cetusan petugas itu makin membuat suasana di depan pintu masuk VIP tegang. Betapa tidak, sebagian besar wartawan yang bertugas meliput ajang ini tidak hanya memantau perkembangan cabor voli. Mereka juga harus pandai-pandai membagi waktu ke berbagai kota/kabupaten se-Jabar.

Keluhan juga muncul dari wartawan Harian Surya, Benny Indo. Menurutnya, kerja wartawan dilindungi Undang-Undang, sehingga siapapun yang menghalangi tugas jurnalistik bisa dipidanakan.

“Padahal ada beberapa orang bisa masuk, entah siapa, tapi jurnalis justru tertahan di luar,” keluhnya.

Belasan awak media sempat berjubel di depan pintu masuk selama 1,5 jam, sebelum akhirnya bisa masuk untuk melanjutkan tugas jurnalistik. Sesampainya di dalam, babak final antara tim putri Jatim kontra Jabar sudah berlangsung setengah set.