Musrenbang Renja Pemprov Jatim 2019 Usung Semangat Pembangunan SDM

Pjs Wali Kota Malang, Wahid Wahyudi, menghadiri Musrenbang Renja Pembangunan Daerah Provinsi Jatim. (Istimewa)
Pjs Wali Kota Malang, Wahid Wahyudi, menghadiri Musrenbang Renja Pembangunan Daerah Provinsi Jatim. (Istimewa)

MALANGVOICE – Pemprov Jatim mengusung semangat Pembangunan sumber daya manusia (SDM) dalam
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja (Renja) 2019. Dalam kegiatan yang berlangsung di Grand City Convex Surabaya, Rabu (18/4), semangat itu dijadikan sebagai pengungkit pertumbuhan ekonomi inklusif.

Gubernur Jatim, Soekarwo, menyampaikan, prioritas RKPD Jatim Tahun 2019 memang melalui pembangunan SDM. Selain itu, terdapat prioritas lain seperti pembangunan infrastruktur, pembangunan sosial, budaya dan agama, serta efisiensi pembiayaan pembangunan.

Indikator kinerja utama seperti pertumbuhan PDRB/LPE capaian 2017 5,45 persen dan ditargetkan pada tahun 2019 mencapai 5,66-6,06 persen. Sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tahun 2017 mencapai 4 diharapkan turun 3,99-3,90 di tahun 2019. Indeks Reformasi Birokrasi pada Tahun 2017 mencapai 69,54 diharapkan meningkat pada 2019 menjadi kisaran 69-71.

“Dalam rangka tema seperti itu, tantangan kita, kalo di tingkat nasional bonus atau bencana demografi tahun 2030 tapi di Jawa Timur 2019 sudah diposisi bonus atau bencana demografi. Maka RPJMD 2019 dalam rangka merubah bencana ini menjadi bonus,”ujar Pakde Karwo, sapaan akrabnya.

Pjs Wali Kota Malang yang juga Kepala Dinas Perhubungan Jatim, Wahid Wahyudi, hadir langsung dalam ajang ini. Selain itu, Menteri PPN RI/Kepala Bappenas Prof Dr Bambang Brojonegoro juga hadir. Dia menyampaikan pemerataan pembangunan menunjukkan perkembangan positif.

Pemerataan pembangunan untuk pertumbuhan berkualitas menjadi tema dan prioritas dalam RKP 2019. Ada 5 isu strategis/prioritas yaitu pertama pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan peningkatan pelayanan dasar.

“Angka kemiskinan Jawa Timur masih sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan nasional. Tahun 2017 angka kemiskinan terendah di Jawa Timur adalah Kota Malang yang hanya 4,3 persen,” ujar Bambang

Kedua, pengurangan kesenjangan antar wilayah melalui penguatan konektivitas dan kemaritimam. Ketiga, peningkatan nilai tambah ekonomi dan penciptaan lapangan kerja melalui pertanian, industri, pariwisata dan jasa produktif lainnya.

“Keempat, pemantapan ketahanan energi, pangan dan sumber daya air. Dan kelima prioritas stabilitas keamanan nasional dan kesukseskan pemilu,” pungkasnya.(Coi/Aka)