MUI Gelar Mediasi di Ponpes Kasembon Terkait Isu Kiamat Sudah Dekat

Kapolres Batu AKBP Budi Hermanto saat meninjau langsung Pondok Pesantren Miftahul Falahi Mubtadin Kasembon, Kab. Malang

MALANGVOICE – Menindaklanjuti perkembangan pindahnya puluhan warga Watu Bonang, Badegan, Kabupaten Ponorogo, ke ponpes Miftahul Falahil Mubtadiin, Kasembon, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar mediasi.

Mediasi itu dilakukan setelah MUI Kecamatan Kasembon meninjau langsung pondok dengan Kapolres Batu, Muspika, dan organisasi NU, Kamis (14/3).

Perwakilan MUI Kecamatan Kasembon, Ibnu Mukti mengungkapkan hasil mediasi terkait ajaran atau fatwa yang disampaikan pimpinan Ponpes, Gus Romli, tidak ada yang keluar dari koridor Islam. Tetapi MUI masih belum memberikan keputusan dan memberikan fatwa terkait hal itu.

“Hal itu memang ada dasarnya, tapi MUI memberikan garis bahwasanya ini diperkenankan penyampaianya bukan di forum umum,” tegasnya.

Dari MUI sendiri juga menyampaikan agar hal ini tidak sampai disampaikan ke forum umum. Apabila ada indikasi meresahkan masyarakat. MUI juga berhak untuk menegur kegiatan tersebut.

Sementara itu, ada dua poin penting menjadi catatan pimpinan Ponpes yang
yang beralamat di Dusun Pulosari, Sukosari, Kasembon, Kabupaten Malang itu.

Di antaranya, Gus Romli harus siap untuk proaktif terkait apapun yang berkenaan dengan Ponpes ini. Terlebih berhati-hati dalam membuat fatwa agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.

“Kami sudah sampaikan dua poin penting. Tapi, yang paling penting kita meminta agar Gus Romli tidak lagi membuat beberapa fatwa yang menimbulkan keresahan di masyarakat,” imbuhnya.

Terlebih diharapkan hal ini juga menjadi perhatian besar untuk dijadikan pelajaran dan hati – hati dalam memberikan statement dalam pengajian.

“Namun, jika dalam prosesnya ditemukan indikasi yang memunculkan keresahan di masyarakat, MUI siap menegur dan bahkan bisa sampai ke ranah hukum,” ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, ada 52 orang yang pindah dari Ponorogo ke Kasembon, Kabupaten Malang. Warga itu nekat pindah karena termakan isu kiamat sudah dekat.

Warga juga ada yang sempat menjual rumahnya untuk biaya hidup serta diminta membeli pedang karena isu kerusuhan.(Der/Aka)