Meski Paling Atraktif, Suporter Jatim Tetap Tertib

Suporter Jatim beraksi mendukung kontingen kebanggaannya berlaga. (Muhammad Choirul)

MALANGVOICE – Kehadiran suporter dari tiap daerah menjadi fenomena tersendiri pada ajang PON XIX/2016 Jabar. Hampir tiap kontingen mengerahkan massa untuk mendukung atlet di medan laga.

Sejauh ini, berdasarkan pengamatan MVoice, suporter Jawa Timur (Jatim) menjadi yang paling atraktif, dibanding daerah lain. Hampir di setiap venue pada masing-masing cabor, suporter Jatim selalu hadir mendongkrak semangat pahlawannya di arena.

Tak hanya kompak menggunakan atribut kebanggaan yang identik dengan warna hijau, mereka juga berinisiatif membawa sejumlah perlengkapan pendukung. Ada yang mengibar-kibarkan bendera, ada yang menabuh drum, ada pula yang hanya bermodal suara.

voli-1

Di venue cabor voli kategori indoor di komplek Jalak Harupat, misalnya, ada aturan khusus dari panitia lokal yang melarang suporter membawa masuk drum maupun alat perkusi. Kendati demikian, para suporter Jatim ini tetap lantang meneriakkan yel-yel dukungan.

“Jawa Timur kami datang, mendukungmu selamanya,” begitu salah satu nyanyian yang kerap berkumandang, membuat atlet yang bertanding serasa di kandang sendiri.

Antusias arek-arek Jatim ini tidak membuat mereka menjadi penonton bar-bar. Sampai saat ini, belum terdengar kabar suporter Jatim berulah di sepanjang helatan PON. Ini berbeda dengan suporter daerah lain yang sempat mengalami gesekan di beberapa cabor.

Suporter Jatim tetap tertib, bahkan ketika terjadi insiden di venue pertandingan. Di cabor gulat, kemarin (23/9) misalnya, pertandingan berlangsung panas. Sejumlah official dan atlet Kaltim memprotes keputusan wasit, setelah Kaltim dinyatakan kalah dari Jatim.

voli3

Protes itu disusul lemparan sejumlah benda ke arena, oleh suporter Kaltim yang berada di tribun. Merespon kondisi itu, suporter Jatim tidak terpancing, justru tetap menyanyikan yel-yel bernada positif.

Sementara itu, di tempat lain, suporter Jatim tidak sungkan berbaur dengan official dan atlet. Mereka seakan keluarga satu sama lain, seperti yang terjadi di Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, saat berlangsung perlombaan balap sepeda, beberapa waktu lalu.

Saat itu, ketika Popo Ario Sejati dipastikan meraih emas, atlet asal Kota Malang itu langsung bersorak dan merayakan kemenangan bersama para suporter. Saling peluk satu sama lain terjadi, sampai Popo sempat digendong ramai-ramai sebagai tanda kegembiraan bersama.