Menristek Dikti: Revolusi Industri 4.0, Kampus Harus Punya Inovasi dan Regulasi Tepat

Meneistek Dikti di Polinema. (Anja a)

MALANGVOICE – Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menekankan, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat harus diimbangi dengan kebijakan di bidang pendidikan tinggi yang dirumuskan secara cepat, tepat dan relevan. Hal ini dalam menghadapi lingkungan baru dan era baru yaitu revolusi industri 4.0.

Hal tersebut dikatakan Menteri Nasir saat memberikan kuliah umum yang mengangkat tema “Kebijakan Pendidikan Tinggi dalam Era Revolusi Industri 4.0,” di Politeknik Negeri Malang (Polinema), Selasa (13/3).

“Ini juga berdampak pada kebijakan di pendidikan tinggi yang berbeda di masa lalu karena efek dari revolusi industri 4.0 ini,” kata dia.

Terkait pelaksanaan program prioritas nasional, Menurut Nasir, Kemristekdikti tetap melakukan secara relevan dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan bantuan beasiswa Bidikmisi, Revitalisasi Perguruan Tinggi Vokasi, Pembelajaran Daring, dan Peningkatan Kualitas Perguruan Tinggi (Akreditasi dan Reputasi Internasional ). Kemudian program terkait riset dan pengembangan diarahkan pada penciptaan teknologi teknologi masa depan yang mendukung revolusi industri 4.0.

“Sedangkan program terkait inovasi diarahkan pada pemanfaatan teknologi maju dan meningkatkan nilai tambah sumber daya alam, membebaskan nomenklatur prodi untuk mendukung pengembangan kompetensi industri serta membangun teaching factory industri 4.0,” sambung dia.

Mantan Rektor Terpilih Universitas Diponegoro itu mengatakan, perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang sangat cepat menjadi perhatian bagi civitas akademika sehingga pembelajaran berbasis TI harus dipertimbangkan untuk menentukan kompetensi mahasiswa.

“Perubahan teknologi informasi sangat mendukung perkembangan revolusi industri 4.0, negara yang akan menjadi pemenang bukan negara yang penduduknya besar, tetapi negara yang mempunyai inovasi besar akan menjadi pemenangnya,” imbuhnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, dengan inovasi nantinya akan memiliki dampak positif yaitu mendorong perusahaan multinasional dan investasi ke negara-negara berkembang yang akan mendorong dan menyediakan lapangan kerja dan daya saing bangsa. (Der/Ery)