Mbois… 40 Persen Anggota Arema Dewata Ternyata dari Luar Malang

Ketua Paguyuban Arema Dewata
Ketua Paguyuban Arema Dewata

MALANGVOICE – Fenomena menarik terungkap dari Paguyuban Arema Dewata. Pasalnya, dari sekitar 2.000 anggotanya, 40 persen di antaranya ternyata bukan asli Malang, tapi warga daerah lain, seperti Banyuwangi, Kediri, Situbondo, Lumajang, dan sebagainya.

Ketua Paguyuban Arema Dewata, Hari Ali Asrori, mengaku bangga menerima warga dari beberapa daerah untuk bergabung dengan paguyuban yang dipimpinnya.

Menurutnya, banyak warga dari luar daerah bergabung karena mereka merasa difasilitasi, diayomi, dan dilindungi Arek Malang yang sama-sama merantau ke Pulau Bali.

“Bentuk fasilitasi kepada mereka, seperti kegiatan sosial, pekerjaan dan kegiatan yang lain,” kata Hari Ali Asrori, beberapa menit lalu.

Kepedulian itu membuat warga luar Malang tertarik dan suka rela masuk anggota menjadi Arema Dewata. “Kita sesuai dengan semboyan sosial solid dan santun, itu yang selalu ditegakkan pada mereka,” tukasnya.

Pria yang akrab disapa Hari Dawir itu menegaskan, anggota Arema Dewata dari luar Malang sangat patuh pada aturan yang ditegakkan, bahkan mereka menjunjung tinggi semangat ‘Salam Satu Jiwa’ yang selalu dikobarkan dimanapun Arema berada.

“Saya sering berpesan, kalau sudah di luar daerah atau merantau, jangan lagi menonjolkan kedaerahan, karena kita satu Arema,” tandasnya.

Sementara itu front man d’Kross Community, Ade Herawanto, mengatakan, Arema bukan saja baju dan kedaerahan, namun sudah menjadi idiom yang mampu menjadi perekat silaturahmi, tidak saja bagi warga Malang tapi juga warga luar daerah.

“Apa yang ditunjukkan Arema Dewata ini sangat positif dan patut diapresiasi,” kata Ade.