Makan-Minum Warga Kota Malang jadi Penyumbang Utama Inflasi Januari 2020

Rilis inflasi Januari 2020 Kota Malang, Senin (3/2). (Humas Pemkot Malang)
Rilis inflasi Januari 2020 Kota Malang, Senin (3/2). (Humas Pemkot Malang)

MALANGVOICE – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota merilis Inflasi Kota Malang Januari 2020 sebesar 0,41%, Senin (3/2). Penyumbang utama inflasi datang dari kelompok makanan, minuman serta tembakau.

Meskipun demikian, angka inflasi Kota Malang masih lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Provinsi Jatim sebesar 0,50%.

Kepala BPS Kota Malang Drs. Sunaryo mengatakan, bahwa mulai rilis Januari 2020 menggunakan diagram timbang yang baru hasil pemutakhiran Indeks Harga Konsumen (IHK) hasil survey biaya hidup 2018. IHK 2018 ini akan berlaku lima tahun ke depan.

Bahwa ada perubahan konkordasi klasifikasi dalam IHK 2018 menjadi 11 macam kelompok pengeluaran. Perkembangan teknologi informasi, perubahan pendapatan masyarakat dan banyak faktor lain menjadikan perubahan pola konsumsi masyarakat.

“Peralihan pola konsumsi masyarakat kota Malang tadi tercermin dengan ada sebanyak 91 komoditas yang baru terpilih dan masuk ke dalam paket dan ada sebesar 82 komoditas yang hilang yang kita hapuskan karena tidak memberi pengaruh terhadap nilai konsumsi,” jelasnya.

Ia melanjutkan, yang dulu tidak ada, sekarang ada misalnya aksesoris handphone dan juga tarif kendaraan (transportasi) online.

“Jadi itu bagaimana pola konsumsi ini memotret kondisi komoditas yang terkini kemudian yang kita hilangkan seperti DVD/CD Player, alat pembasmi nyamuk”, imbuhnya.

Perlu diketahui, menurut 11 macam kelompok pengeluaran tersebut, Inflasi Januari 2020 sebesar 0,41 % di Kota Malang sangat dipengaruhi oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,3339 %. Tercatat pula komoditas cabai rawit mengalami kenaikan harga sebesar 44,72% dan menjadi penyumbang inflasi terbesar di awal 2020 ini.(Der/Aka)