Lomba Hias Kampung Floral Festival, Teguhkan Nilai Gotong Royong dan Angkat Potensi Desa Sidomulyo

Masyarakat Kampung Suko Lare Desa Sidomulyo Kota Batu bahu membahu berkreasi membuat mainan tradisional anak berbahan kayu untuk menyemarakkan lomba kampung hias. (MVoice/istimewa)

MALANGVOICE – Sidomulyo Floral Festival 2022 bertema ‘Wonderland Sidomulyo” digelar untuk memeriahkan HUT ke-21 Kota Batu sekaligus Hari Ekonomi Kreatif Nasional (Hekrafnas).

Event tersebut digelar mulai 1-29 Oktober dengan menampilkan beragam kegiatan. Puncak acara akan digelar pada 22 Oktober yang dihadiri Menparekraf, Sandiaga Uno untuk membuka acara di sentra tanaman hias Kota Batu ini.

Event tersebut digelar kolaboratif melibatkan BUMDes Mulyo Joyo, Pemdes Sidomulyo, sejumlah OPD Pemkot Batu, salah satunya Disparta bersama masyarakat setempat. Didukung pula Gekrafs Kota Batu sebagai lokomotif ekonomi kreatif.

Sekretaris Gekrafs Kota Batu, Lily Indayani menyampaikan, salah satu kegiatan yang digelar yakni lomba hias kampung yang diikuti seluruh RT di Desa Sidumulyo.

Lomba tersebut digelar sejak 1-20 Oktober dengan menonjolkan potensi dan kearifan lokal Desa Sidomulyo. Kemudian untuk kriteria penilaian diantaranya kekompakan, estetik, fungsional, ramah anak, ekonomis, kreatifitas dan tematik.

Baca juga: Kereta Api Penataran Tertahan Longsor Selama Enam Jam, Begini Sikap KAI

Baca juga: Sidomulyo Floral Festival 2022, Disparta Berkolaborasi Geliatkan Sentra Tanaman Hias di Kota Batu

Baca juga: JC Bebas, Kasus Korupsi RK Hantui Pejabat Pemkab Malang

Juri yang akan menilai diantaranya dari Dinas Pariwisata, Dinas Lingkungan Hidup dan perwakilan media massa. Untuk penilaian dilakukan secara berkala oleh juri mulai dari tanggal 1-25 Oktober. Bagi pemenang Juara I akan mendapat hadiah Rp3 juta, Juara II Rp2 juta dan Juara III Rp1,5 juta.

“Kegiatan ini bisa dimanfaatkan untuk mengeksplore potensi dan kearifan lokal yang ada di setiap RT,” ujar Lily

Ketua Hias Kampung RT 2 RW 12, Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu Agus Dwi Afandi mengungkapkan bahwa pihaknya sangat mendukung penuh kegiatan lomba hias kampung. Terlebih memilik tujuan positif mengangkat potensi wilayah dan memupuk rasa gotong royong.

Lebih lanjut, Ia menerangkan bahwa melalui Lomba Hias Kampung warga RT 2 tidak hanya sekedar membuat hiasan taman pada spot-spot tertentu saja. Tetapi lebih dari itu, secara gotong royong warga juga membuat wahana permainan tradisional bagi anak-anak.

Baca juga: Korban Tragedi Kanjuruhan Bertambah, Total 133 Orang

Baca juga: Sidomulyo Floral Festival 2022, Pemantik Kebangkitan Bisnis Florikultura Kota Batu

“Sesuai kriteria dan tema. Yakni ekonomis, gotong royong, kebersamaan, ramah anak dan fungsional. Kami ingin tidak hanya sekedar membuat taman. Tapi kami ingin membuat taman bermain yang ramah bagi anak-anak dan permainan tradisional sesuai dengan fungsinya,” ungkap dia.

Lebih dari itu, pilihan membuat taman bermain dan juga permainan tradisional bagi anak-anak dikarenakan saat ini mulai tergerus. Serta saat ini anak-anak mulai beralih untuk bermain gawai yang berakibat pada minimnya interaksi antar anak-anak. Apalagi

“Dengan adanya taman bermain yang dilengkapi dengan permainan tradisional ini, kami ingin anak-anak bisa teredukasi, mengenal dan memainkan permainan tradisional. Sehingga anak-anak lebih sering berinteraksi antara satu dengan yang lain,” ungkapnya.

Baca juga: Suporter Sepakbola se Indonesia akan Berkumpul di Malang, Ada Apa?

Baca juga: Mall Bunga Sidomulyo, Upaya Disparta Kembalikan Kota Batu Sebagai Sentra Tanaman Hias Nasional

Tidak hanya itu, dengan adanya permainan tradisional akan mampu menanamkan nilai-nilai karakter baik bagi anak. Diantaranya seperti kemampuan menyelesaikan masalah, pantang menyerah, mengatur strategi dan berkompetisi. “Serta untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, dorongan berprestasi, pengendalian diri, dan ketelitian,” imbuhnya.

Beberapa permainan tradisional yang dibuat oleh warga diantaranya dam-daman, dakon, egrang, jungkat-jungkit, engklek, ayunan, bekel, lompat tali hingga jepretan. Menariknya lagi, permainan tradisional tersebut dibuat sendiri oleh warga dari bahan kayu.

“Lomba hias kampung ini setidaknya masyarakat umum bisa mengetahui bahwa di Desa Sidomulyo memiliki potensi SDM di bidang dekorasi yang sangat melimpah. Selain potensi bunga hias,” paparnya.(end)