Lestarikan Tradisi Dadaprejo di Festival Serabi Suro 2018

Acara Festival Serabi 2018. (Anja)

MALANGVOICE – Dinas Pariwisata Kota Batu bersama Kelurahan Dadaprejo menggelar Festival Serabi Suro, Kamis (27/9). Sesuai namanya, festival itu menyediakan beraneka macam dan varian serabi.

Pantauan MVoice, ratusan warga mengenakan pakaian tradisional tampak sibuk menumbuk beras di depan rumah masing-masing. Mereka bersiap membuat serabi.

Festival Serabi 2018 ini merupakan salah satu peringatan ritual yang dimulai dengan arak-arakan tumpeng serabi Suro, doa bersama dan dilanjutkan gending nuswantara dan aksi pertunjukan kuda lumping.

Pelaksana Tugas (plt) Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Imam Suryono mengatakan kegiatan itu merupakan salah satu budaya yang sudah lama bersemi di Dadaprejo. Terlebih serabi merupakan salah satu simbol yang selalu ada saat selamatan di dusun tersebut.

“Sesuatu yang khas dan menjadi budaya dalam satu daerah harus selalu diangkat. Apalagi festival seperti ini jarang ada di daerah lain. Serabi ini sudah jadi simbol uang selalu ada saat selamatan di Kelurahan Dadaprejo,” ungkap Imam.

Festival ini bermula dengan sejarah dari Dusun Dadaptulis Dalam. Awalnya adalah selamatan jenang suro untuk menyambut datangnya bulan Suro. Menurutnya serabi (saronone rabi) penyajiannya harus satu paket yang melambangkan sepasang (pria dan perempuan).

Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko menyebut bahwa tradisi seperti ini haruslah dilestarikan. ‘Ke-ndesoan’ di Dadaprejo harus diapresiasi dan terus dilakukan karena festival serabi juga bisa dinikmati bukan hanya warga sekitar namun juga wisatawan.

“Kami mengajak semuanya, mulai fotografer, media, masyarakat untuk memviralkan karakter desa. Seperti visi Kota Batu menciptakan kota berjaya dan desa yang berdaya, maka semua masyarakat juga punya peran untuk memajukan Kota Batu,” ajak Dewanti. (Der/Ulm)