Kota Satelit, Solusi Pemecah Arus Urbanisasi Kota Malang

Pemukiman Padat Penduduk (anja)
Pemukiman Padat Penduduk (anja)

MALANGVOICE – Tak bisa dipungkiri, dalam beberapa tahun terakhir Kota Malang mengalami peningkatan jumlah penduduk lumayan signifikan, karena beberapa faktor, salah satunya arus urbanisasi, perpindahan penduduk desa ke kota.

Ugra Harun, Konsultan Perencanaan Wilayah Kota, mengatakan, arus urbanisasi yang pesat itu karena beberapa hal, seperti kedatangan calon mahasiswa baru yang kuliah di Malang, para pelaku usaha yang berminat dengan peluang usaha di Malang, atau masyarakat yang memang bertujuan menetap di Kota Malang karena fasilitas kota yang lengkap dan nyaman.

Menurutnya, salah satu solusi untuk mengurai arus urbanisasi itu adalah dengan membuat kota/wilayah satelit.

“Untuk skala besar, Kota Malang seharusnya sudah punya kota satelit, yaitu kota penyangga yang ada di setiap perbatasan barat, timur, selatan dan utara Kota Malang,” katanya saat dihubungi MVoice, beberapa menit lalu.

Dia merinci, kota satelit harus membangun beragam fasilitas yang lengkap seperti di Kota Malang, tujuannya untuk membendung arus urbanisasi yang masuk.

Kota satelit menjadi pengurai, ketika masyarakat, misalnya, membutuhkan pendidikan, mereka cukup datang ke kota satelit yang lebih dekat dari daerah asalnya, daripada jauh-jauh ke Malang.

“Selama ini ini arusnya harus masuk ke Kota Malang semua kan? Entah itu mencari hiburan, pendidikan, kesehatan, mau belanja,” kata dia lagi.

Jadi, bila ingin membuat kota satelit di perbatasan utara Kota Malang misalnya, maka Kecamatan Singosari cocok dijadikan kota/wilayah satelit.

“Dengan begitu, otomatis Kota Malang tidak terlalu padat, karena sudah dibendung dari kota/wilayah satelit tadi,” tutupnya.