KH Marzuki Mustamar Anggap Wajar Ulama ‘Nyrempet’ Politikus

KH. Marzuki Mustamar. (Aziz Ramadani /MVoice)

MALANGVOICE – Tahun politik ini, banyak kiai atau alim ulama ikut terlibat dalam perpolitikan. Bahkan turun langsung dalam agenda kampanye. Merespon itu, KH. Marzuki Mustamar menganggap wajar-wajar saja.

Hal ini terungkap saat Ia menjadi pembicara dalam dialog kebangsaan di Auditorium Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Widya Sasana, Sabtu (23/2). Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur itu berpendapat jika seorang kiai semestinya mengenal politik.

“Untuk mengetahui mana yang baik dan tidak, dan bisa menyampaikan kepada jemaahnya,” kata Marzuki di hadapan puluhan peserta dialog.

Namun, lanjut dia, tak sedikit kritik pedas muncul akibat keterlibatan kiai dalam sebuah proses politik. Meskipun begitu, kiai memilih untuk tetap menjadi bagian dari politik. Sebab, hal itu menurutnya adalah bentuk dari sebuah perjuangan membangun negeri.

“Karena ini adalah bagian perjuangan kami agar negeri ini dipimpin oleh pemimpin yang benar dan manut dengan kiai meski nggak 100 persen,” sambung dia.

Peran kiai, masih kata dia, penting dalam proses politik. Apabila terjadi sebuah pergerakan yang tak diinginkan, minimal kiai dapat masuk dan mengingatkan para pemangku kebijakan, baik di tingkat daerah maupun nasional.

“Kalau ogah terlibat dalam politik, bagaimana kita bisa mengingatkan pemimpin kita jika ada hal yang tidak benar. Pergerakan radikal misalnya. Kalau kita terlibat sejak awal, maka minimal kita bisa mengingatkan para pemimpin,” jelasnya.

“Itulah kenapa kiai sekarang nyrempet-nyrempet politik,” tutup Marzuki disambut tawa audiens. (Der/Ulm)